Pages

  • Home
  • BOOK REVIEW
  • FILM
  • MUSIC
  • TRAVEL
  • GAME
  • KULINER
Facebook Instagram Google + E-mail

Dream Liner


Jenis Film: Action, Sci-Fi
Produser: Kelly Marcel, Tom Hardy
Sutradara: Kelly Marcel
Casts: Tom Hardy, Juno Temple, Chiwetel Ejiofor, Rhys Ifans
Durasi Film: 1 jam 49 menit

Wah, wah, wah ... siapa yang lagi nungguin kelanjutan kisah Venom yang melarikan diri ke bumi? Yup, akhirnya Venom The Last Dance rilis di Indonesia pada tanggal 23 Oktober 2024 kemarin dan kembali menghadirkan duo Eddie Brock dan si hitam Venom. Film ini ditulis, diproduksi dan disutradarai oleh Kelly Marcel berdasarkan cerita yang dia tulis bersama Tom Hardy. Tom Hardy ini selain berperan sebagai Eddie, doi juga bertindak sebagai produser lho! 

Venom The Last Dance menceritakan tentang perjalanan Eddie dan Venom lari dari para pemburunya, termasuk para militer yang mengincar mereka untuk dijadikan bahan penelitian. Pada film ketiga ini, musuh mereka adalah pasukan xenophage yang dikirim oleh Knull, supervillain yang menciptakan simbiot. 

Perjalanan mereka sangat seru! Bahkan ada adegan di mana Eddie dan Venom menempel di badan pesawat untuk lari dari kejaran xenophage. Saat terdampar di suatu tempat yang sepi, Eddie bertemu dengan keluarga Martin, sebuah keluarga yang sangat tertarik dengan keberadaan alien dan berniat untuk "mampir" ke Area 51. Sebuah area terlarang yang menjadi tempat pemusnahan alien sekaligus tempat yang memiliki laboratorium rahasia. 

Selain terhibur dengan kelakuan Eddie dan Venom yang kocak dan susah banget rukunnya, CGI film ini juga sangat memanjakan mata. Banyak epic moment saat para symbiote bersatu untuk melawan xenophage. Xenophage ini kuat banget, satu aja bisa bikin beberapa simbiot kerepotan. Apalagi ada banyak xenophage yang dikirim oleh Knull. Alasan Knull mengirim xenophage ini adalah karena Eddie dan Venom memiliki Kodeks yang bisa digunakan untuk membebaskan Knull yang sedang terpenjara di Klyntar. 

Kodeks bisa musnah apabila salah satu dari mereka (Eddie atau Venom) mati. Knull, pastinya akan terus-menerus mengirim pasukan xenophage sampai ia berhasil mendapatkan Kodeks. Nah, di sinilah dilema Venom. Di satu sisi ia ingin terus bersama dengan Eddie. Namun, dia juga tidak ingin bumi terus diserang kekacauan. 

Akhirnya, Venom memilih untuk mengorbankan dirinya. Ini adalah solusi terakhir karena banyak simbiot yang telah hancur saat melawan xenophage. Well, apakah ini akhir dari kisah Venom sesuai dengan judulnya The Last Dance? 

Menjelang akhir film, ternyata ada satu simbiot pink yang berhasil lolos, wkwk. Nah, di bagian post credit, ada adegan Knull sedang marah sambil berucap "semua orang akan terbakar dan kalian akan menontonnya" karena gagal mendapatkan Kodeks. Apakah ini jadi clue akan ada film lanjutan Venom? Atau nantinya Knull akan menjadi penjahat di universe Marvel yang lainnya? 

Daripada itu, yuk tonton dulu keseruan Eddie Brock dan si black one Venom di bioskop kesayangan kamu sebelum kehabisan tiketnya! 

*Credit Photo:
rri.co.id (dari alphacoders)
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar

Hai, guys! Kira-kira bosen nggak sih tiap liburan pasti ke tempat itu-itu aja? Pengen menginap di tempat yang tenang, damai dan privat tapi nggak tahu di mana? Tenang, ada Damar Langit Resort solusinya. Yup, kali ini saya akan membagikan pengalaman selama menginap di Damar Langit, sebuah resort di daerah Bogor dengan view yang luar biasa! 

Awalnya, kantor mau mengadakan acara liburan bersama. Beberapa kali mencari rekomendasi hotel di daerah Bogor yang bagus via Google. Dan ketemulah saya dengan web Damar Langit ini. Melihat dari laman web, resort ini benar-benar bagus. Lihat review di Google pun rata-rata ulasannya bagus, hanya beberapa saja yang memberikan rating buruk, dan mungkin itu sudah menjadi bahan improve bagi manajemen resort. 

Setelah melihat foto-foto dan rate kamar yang diberikan, akhirnya kami booking satu villa dengan beberapa extra bed dan satu kamar superior. Harganya memang cukup mahal, apalagi kala itu sedang tidak ada diskon yang lumayan besar. Tapi, berhubung budget dari kantor masih cukup, akhirnya kami jadi booking di Damar Langit. 

Perjalanan menuju ke resort cukup berliku. Kami kemarin naik elf dan beruntungnya masih bisa masuk. Tapi, kalau bus sepertinya tidak muat karena memang jalan gang yang tidak terlalu lebar cenderung sempit. Jalannya menanjak, hampir mirip seperti jalanan di kampung. Bagi saya yang sudah familiar dengan jalanan yang naik turun, tidak begitu kaget dengan trek ini. Namun, bagi anak kota sepertinya lumayan buat deg-degan. 

Setelah perjalanan panjang, akhirnya kami sampai juga di area Damar Langit. Setelah melalui proses check in, kami diantar menggunakan shuttle menuju ke kamar kami yang terletak di bagian atas. Naik shuttle ini nggak begitu lama kok, hanya sekitar 5-10 menit saja. Dan tentu saja, acara naik shuttle ini seru sekali, guys! 

Sesampainya di villa, kami segera membereskan barang bawaan. Satu villa khusus untuk anak laki-laki, dan kami perempuan bertiga tinggal di kamar superior. By the way, jarak antara villa dan kamar superior ini lumayan jauh karena lokasinya yang berbeda. Untuk menuju ke kamar superior, kami harus turun melewati beberapa area undakan, untuk lebih jelasnya bisa dilihat di gambar di bawah ini. Area kamar superior ini juga satu arah dengan area Glamping. 


Dan, akhirnya kami sampai juga di kamar superior ini welll (pake nada Mursid, wkwkw). Pemandangan dari kamar ini bener-bener bagus! Kota Bogor di bawah keliatan jelas banget dengan banyak  pepohonan yang mempercantik pemandangan. Oh iya, di sini itu dingin banget ya, bahkan kabut juga sering turun. Tapi nggak apa-apa karena itu malah bikin estetik. Sayangnya, waktu itu kami nggak sempat makan di resto mereka dan malah memilih memesan makanan dari luar. Soalnya setelah menginap, kami berencana untuk makan-makan juga di salah satu resto yang dekat dengan area Damar Langit. Khawatir budgetnya nggak cukup wkwk. 

Malamnya, gerimis turun. Udah suasana dingin ditambah hujan pula, akhirnya kami sepakat nonton film horor aja sambil rebahan. Dan ternyata, anak laki-laki juga pada nonton film horor di villa sambil ngabisin sisa makanan yang dipesan. Asli suasananya benar-benar bikin nyaman dan rasanya nggak ingin pulang!

Paginya, kami sarapan di resto dengan view yang nggak kalah menawan. Kalian bisa melihat gagahnya Gunung Salak sambil menikmati hidangan. Wow, such a wonderful place! Sayang sekali, menu sarapannya tidak begitu banyak pilihannya. Rasanya lumayan oke walau nggak yang enak banget. 



Selesai sarapan, kami melanjutkan trekking menuju air terjun Aozora. Air terjun ini ala-ala Jepang gitu, lokasinya bisa dijangkau menggunakan shuttle dan lanjut jalan kaki sebentar saja, nggak sampai 10 menit. Di sekitar air terjun ada kedai ala-ala Jepang juga tapi sayang sepertinya tidak beroperasi, ada juga tempat penyewaan kimono. Air terjunnya sendiri nggak begitu tinggi, tapi cukup bagus untuk melepas penat. Karena nggak begitu ramai, jadi bisa puas berfoto dan bermain-main air di sini. 

Kembali dari air terjun, kami bermain sebentar di kolam renang sambil menunggu waktu check out. Airnya sangat dingin! Area-nya juga terbuka dan pas banget view-nya kota Bogor. Jadi acara berenangnya tentu saja makin seru! 

Akhirnya, setelah puas bermain, kami bersiap-siap untuk check-out. Rasanya menginap semalam masih kurang puas karena masih ada beberapa tempat yang belum sempat di-explore. Semoga di lain waktu bisa mampir ke sini lagi, hehehe. 

Kamar: 4/5 (sepertinya penataan tempat kamar mandinya kurang bagus, jadi air bekas mandi tidak bisa langsung masuk ke saluran air dan bikin mengendap).
Pelayanan: 5/5 (semua karyawan yang saya temui ramah pol, cuma ada satu mbak-mbak di resto yang agak judes, tapi itu gapapa welll, temennya baik semua wkwk). 

Damar Langit Resort
Jl. Batu Sapi No.RT.6, RW4, Batu Layang, Kec. Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat 16750

Credit Photo:
Personal Collection by Me (Nira Kunea)

Share
Tweet
Pin
Share
No komentar

Jenis Film: Horror
Produser: Nunu Datau, Agung Saputra
Sutradara: Bobby Prasetyo
Penulis: Lele Laila
Casts: Yasmin Napper, Arbani Yasiz, Ria Ricis
Durasi Film: 1 jam 42 menit

Sejak tahun 2023, kayaknya produksi horor film di Indonesia lagi banyak-banyaknya. Terbukti menjelang akhir tahun 2024 ini masih banyak banget film horor yang akan rilis. Jadi bingung mau nonton yang mana dulu wkwkw.  

Nah, weekend ini, saya, doi, temen doi dan adik laki-laki saya memutuskan untuk menonton salah satu film yang masih tayang di bioskop, yaitu Thaghut. Awalnya saya mengira judul ini berarti "takut" karena pengucapannya yang serupa dengan kata takut. Namun, setelah mencari-cari di internet, ternyata thaghut memiliki makna tersendiri. Berikut melansir dari web muslim.or.id mengenai arti kata thaghut:

Secara bahasa, kata thagut diambil dari kata (Ø·َغَÙ‰) yang artinya melampaui batas.

Secara istilah syar’i yaitu sebagaimana disampaikan oleh Imam Ibnul Qayyim rahimahullah : thagut adalah segala sesuatu yang menyebabkan seorang hamba melebihi batasannya, baik itu sesuatu yang diibadahi, diikuti, atau ditaati. Syaikh Muhammad At Tamimi rahimahullah menjelaskan bahwa thagut ada banyak. Thagut yang paling besar ada lima : iblis – semoga Allah melaknatnya-, siapa saja yang dijadikan sesembahan dan dia ridho, barangsiapa yang mengajak manusia untuk menyembah dirinya, barangsiapa yang mengetahui tentang ilmu ghaib, dan barangsiapa yang berhukum dengan hukum selain yang Allah turunkan.

Sumber: https://muslim.or.id/11364-siapakah-thaghut.html

Film diawali dengan kematian Abah Mulya yang dipercaya sebagai "orang pintar" yang mampu menyembuhkan berbagai macam penyakit hinggal viral di berbagai stasiun TV. Namun, kematian ini terasa sangat menyeramkan karena Abah Mulya meninggal dengan kepala terpenggal. 

Ainun (Yasmin Napper), seorang anak perempuan yatim piatu yang tinggal di sebuah pesantren, sangat mengidolakan Abah Mulya dan sering sekali melihat sosoknya di TV. Ainun sangat terkejut dengan kematian Abah Mulya, terlebih lagi ia juga mendapatkan fakta bahwa ternyata dia adalah anak dari Abah Mulya. Selama ini ia diasuh oleh Uwak Budi dan menyembunyikan identitas Ainun yang sebenarnya karena wasiat dari Ibu Ainun yang ingin menjauhkan Ainun dari Abah Mulya. 

Ainun pun marah dan berniat untuk melayat ke kediaman Abah Mulya. Kepergian Ainun didampingi oleh kedua temannya, yaitu Bagas (Arbani Yasiz) dan Rini (Ria Ricis). Sesampainya di desa, mereka disambut oleh Lingga, tangan kanan Abah yang ingin mewujudkan wasiat terakhir Abah. Yaitu menjadikan Ainun sebagai penerus padepokan Abah Mulya. Namun, untuk mewujudkan hal tersebut, Ainun harus melakukan serangkaian ritual yang mengerikan. Dan dari sinilah teror demi teror dimulai. 

Bagas dan Rini mulai merasakan adanya kejanggalan pada desa tersebut. Salah satunya adalah Bagas yang dilarang melantukan adzan oleh Lingga. Terlebih ketika mendapatkan keterangan tambahan dari Rahmat - anak dari istri kedua Abah, serta Ajeng - istri ketiga Abah. Mereka semakin yakin bahwa ilmu yang dimiliki Abah merupakan ajaran sesat dan harus segera membawa Ainun pergi dari desa tersebut. 

Jumpscare-nya lumayan oke, beberapa kali dibuat kaget dengan kemunculan setan yang tiba-tiba wkwk. Juga ada beberapa adegan yang cukup brutal, kalo nggak kuat, tutup mata aja. Saya suka film ini karena mengandung beberapa pesan religi, bahwa sesungguhnya Allah merupakan sebaik-baiknya penolong. Saya kadang sampai merinding ketika adegan Bagas melantukan azan dan ayat-ayat suci dengan penuh keyakinan hingga membuat sang iblis kepanasan. 

Menurut saya film ini cukup ringan dan alurnya pun sederhana, nggak yang terlalu diajak mikir pokok masalahnya apa dan bagaimana solusinya. Cukup fokus menikmati alur film hingga akhir. Oh ya, akting para pemainnya juga bagus banget, Arbani Yasiz sukses memerankan tokoh Bagas yang layaknya seorang hero dalam memutus rantai ajaran sesat Abah Mulya. Ria Ricis juga memerankan tokoh Rini dengan apik. Perannya sebagai santriwati yang kadang suka usil cukup memberikan hiburan tersendiri bagi para penonton. 

Nah, bagi kalian yang pengen coba nonton film horor, mungkin bisa dimulai dengan nonton film Thaghut. Yuk nonton sebelum kehabisan tiketnya!

--------------------------------------------------------------------------
Credit Photo: 
https://id.wikipedia.org/w/index.php?curid=4333068

Share
Tweet
Pin
Share
No komentar

Fenomena Korean wave memang sedang tren di berbagai negara, salah satunya adalah di Indonesia. Tak hanya di industri musik dan drama, Korean hallyu kini sudah masuk ke industri makanan. Selain Mujigae yang menjadi resto Korea pertama yang mendapat sertifikasi halal MUI, ternyata banyak juga resto serupa yang menyajikan makanan ala Korea. Salah satunya adalah Oppa Dosirak. 

Melihat dari Instagram-nya, Oppa Dosirak masih dalam tahap sertifikasi halal MUI. Per Maret 2024, prosesnya sudah mencapai 80%. Semoga proses sertifikasi ini segera terselesaikan agar teman-teman muslim yang ingin mencoba Korean food tidak lagi ragu. 

Kemarin sebelum Ramadan, masih di sekitaran Mall Ciputra, saya dan doi mampir ke Oppa Dosirak. Tempatnya memang nggak begitu luas, tapi syukurnya nggak waiting list. Interior-nya cukup homey, peletakkan meja & kursinya nggak terlalu rapat. Jadi cukup nyaman, nggak dekat banget dengan pengunjung yang lain. 

Kasirnya di bagian depan ya, guys, Jadi pesan dulu, bayar, baru kemudian menunggu pesanan datang, Yah, hampir mirip dengan cara pesan di Solaria. Waktu itu kami memesan Paket Dosirak 7, Fruit Bingsoo (desert khas Korea), Street Tteokbokki (ini gambar di menunya menggoda banget, makanya pesan, wkwk), Sweet Tea dan Honey Citrun Tea. Untuk setiap pemesanan Sweet Tea dan Corn Tea, sudah bisa free refill ya, teman-teman. Namun hanya khusus untuk kedua minuman itu aja, yang lain nggak bisa refill. 

Bagi kalian yang penasaran apa saja menu yang terdapat di Oppa Dosirak, bisa cek di instagram mereka bagian story highlight Menu. Linknya di sini Instagram Oppa Dosirak. 


Paket 7 Dosirak berisi Chicken Teriyaki, Fried Kimchi, Rice + Salad, Side Dish dan bisa tambah soup dengan sedikit tambahan biaya. Ada dua pilihan salad yang bisa dipesan, yaitu Potato Salad dan Green Salad. Untuk Side Dish juga ada dua pilihan, Side Dish A (berisi aneka gorengan seperti hobakjeon—zukini goreng khas Korea, mandu—pangsit khas Korea dan beef sausage). Untuk Side Dish B berisi dakgangjeong—ayam pedas manis Korea dan brokoli. Saat itu, kami memilih Green Salad dan Side Dish B. 

Street Tteokbokki mereka sangat menggugah selera. Berisi potongan kue beras yang kenyal serta irisan odeng yang dimasak dengan saus gochujang. Telur rebus serta zukini gorengnya pun tak kalah enak, apalagi dimakan bersama dengan saus gochujang yang pedas manis. Street Tteokbokki disajikan dalam wajan kecil dengan alat makan berupa sumpit dan sendok panjang ala Korea. Wah, udah kayak di drama favorit kalian ya, guys. 

Untuk rasa makanannya sangat oke. Namun, saya sedikit kecewa dengan Honey Citrun Tea-nya. Dengan harga yang cukup mahal, rasanya kurang istimewa. Hanya seperti rasa teh yang dicampur dengan lemon dan madu. Mungkin memang seperti itu konsepnya, tapi ekspektasi saya terlalu tinggi, wkwk. Untuk Sweet Tea refill-nya sih no comment. 

Terakhir, kami menikmati desert Fruit Bingsoo-nya. Oh ya, karena Fruit Bingsoo ini berupa es krim yang pastinya cepat mencair, kalian bisa request agar desert-nya disajikan belakangan. Yaitu setelah makan utama selesai. Untuk sajian Fruit Bingsoo ini, sebenarnya not bad, namun terasa kurang spesial. Rasa es krim vanilla-nya mirip es krim Mixue yang ditambah dengan potongan buah, wkwk. 

Overall, kami cukup puas menikmati makan siang di Oppa Dosirak. Street Tteokbokki-nya benar-benar patut diacungi jempol. Pelayanan petugasnya pun sangat baik. Sebenarnya, masih banyak menu-menu yang belum kami coba. Mungkin kapan-kapan bisa ke sana lagi untuk review menu yang lain. 

Jadi, tertarik mencoba makanan khas Korea di Oppa Dosirak? 

Oppa Dosirak Ciputra Mall
Alamat : Mal Ciputra - Citraland Mall, Jl. Letjen S. Parman No. 01 11 1 Lt. 5, RT 11/RW 01, Tj. Duren Utara, Kec. Grogol Petamburan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 11470
Jam operasional : 
11.00 - 22.00 (khusus hari Jumat : 13.00 - 21.00) 
Harga : 
- start from 35k

*Credit Photo : personal collection by Me (Nira Kunea)
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar

Bulan Oktober kemarin, yang juga bertepatan dengan event Halloween di negara-negara Barat, bioskop-bioskop pun rilis banyak sekali film horor. Mengikuti hype tersebut, saya dan doi memutuskan untuk menonton salah satu film yang berjudul Pamali; Dusun Pocong di Mall Ciputra. Film ini seru banget dan cukup berhasil membuat penonton merinding. 

Nah, selesai menonton film, kami memutuskan untuk membeli makan. Namun, bingung mau makan apa karena bosan makan ke resto itu-itu aja wkwk. Ketika keliling-keliling nggak jelas (masih di lantai atas), kami menemukan salah satu resto kecil di ujung, di dekat Gramedia. Namanya Deuseyo. Restoran ini menyediakan menu Jjigae dan BBQ ala Korea gitu. Bagi yang belum tau, Jjigae merupakan sebutan untuk berbagai macam masakan Korea berupa sup yang dimasak dan dihidangkan di dalam panci kecil. Isinya bisa berupa seafood, sayuran, daging, atau tahu. 
 
Karena nggak antri dan doi juga belum pernah nyobain BBQ, akhirnya kami memutuskan untuk makan di resto ini. Deuseyo menyediakan berbagai macam paket Jjigae BBQ dan ada juga menu rice bowl. Harga mulai dari 85k - 120k untuk paket Jjigae BBQ dan 27k - 40k untuk rice bowl. Untuk lebih lengkapnya, bisa lihat foto menu di bawah ini, ya, gengs ~
 


Saya dan doi memesan BBQ Jjigae 3 yang isinya beef & chicken combo (mungkin sekitar 100gr), Jjigae set (berisi bakso-baksoan, mie keriting, pakcoy, jamur, sawi, jagung muda dan wortel) serta condiment berupa bawang putih, kimchi, gogumo mattang (ubi karamel ala Korea) dan saus-sausan (gochujang, kecap asin & minyak wijen). Paket sudah termasuk minum berupa ocha dan lemon tea yang bisa refill sepuasnya. Oh ya, kuahnya juga bisa refill tanpa perlu bayar lagi. Apabila mau tambah daging atau nasi juga bisa, tapi bayar terpisah ya, guys.


TBH, tempatnya sempit menurut saya. Hanya ada satu meja untuk berenam, satu meja untuk berempat dan dua meja untuk berdua yang letaknya berdekatan. Jadi, mungkin agak kurang nyaman kalau kondisi resto lagi full. Tapi, restonya ini bersih banget dan ada beberapa ornamen-ornamen yang membuat suasana nggak begitu boring. Selain itu, tempatnya nggak bau asap karena alat penyedot asapnya berfungsi dengan baik dan tidak berisik. 
 
Overall, kalau lagi nggak banyak pengunjung, tempatnya cukup nyaman untuk makan bareng doi karena suasananya seperti private. Makanannya enak dan sayurannya pun fresh. Bagi yang nggak bisa makan banyak, Deuseyo merupakan pilihan yang tepat. Karena mereka menyajikan BBQ dalam bentuk paket, jadi porsinya tidak berlebihan. Apabila masih kurang, bisa tambah menu lain secara terpisah. 
 
Jadi, kapan kalian mau nyobain Deuseyo?
 
Deuseyo Korean BBQ & Jjigae
Alamat : Mal Ciputra - Citraland Mall, Jl. Letjen S. Parman No.07 Lt. 5, RT.11/RW.1, Tj. Duren Utara, Kec. Grogol petamburan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 11470
Jam operasional : 
11.00 - 21.00 (khusus hari Jumat : 13.00 - 21.00) 
Harga : 
- paket BBQ start from 85k 
- rice bowl start from 27k  
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Newer Posts
Older Posts

ABOUT ME

About Me
Films maniac who loves smell of lemons and earth after the rain. Read horror stories and do lettering.

Popular Post

  • Resep-resep Unik in Game LifeAfter
    Udah pada tau game LifeAfter belom? Yup, di postingan sebelumnya, saya udah menceritakan tentang beberapa keunikan dan apa saja yang b...
  • Confessions, Kegilaan di Setiap Pengakuan
    Judul : Confessions Judul asli : Kokuhaku Penulis : Minato Kanae Penerjemah : Clara Canceriana, Andry Setiawan Cetakan Pertama : ...
  • 10 Lagu Lawas Ini Dijamin Bikin Kamu Merasa Balik ke Masa Lalu!
    Yuhuuu, karena bosan sama playlist yang itu-itu mulu, saya akhirnya mencoba untuk mencari-cari lagu-lagu lama. Lagu saat SD, SMP, poko...
  • Catatan Liburan di Taman Safari, Bogor
    Pokoknya, jalan-jalan emang nggak ada matinya. Seperti yang saya alami bersama dengan rekan-rekan kerja satu tim, akhir April lalu. Kam...
  • It's Not Just A Hobby, It's Life!
    Sampai sekarang, bahkan ketika saya merasa ada hobi-hobi lain yang lebih nge-hits dan kekinian, seperti traveling, kuliner, d...

Categories

Books Budaya Festival Film Foods Game Giveaway Hobby Indonesian Book Indonesian Film Jakarta Jejepangan K-Drama Kuliner Music Notes Novel One Ok Rock Place To Eat Review Romance Teenlit Tips & Tricks Travel True Story Visual Kei What to Eat Wisata Wonogiri Writing

Recent Post

    Blog Archive

    • ►  2025 (4)
      • June 2025 (1)
      • May 2025 (1)
      • April 2025 (1)
      • March 2025 (1)
    • ▼  2024 (5)
      • November 2024 (1)
      • September 2024 (2)
      • March 2024 (1)
      • January 2024 (1)
    • ►  2023 (9)
      • October 2023 (1)
      • September 2023 (2)
      • August 2023 (1)
      • June 2023 (1)
      • May 2023 (1)
      • March 2023 (1)
      • February 2023 (1)
      • January 2023 (1)
    • ►  2022 (9)
      • November 2022 (1)
      • October 2022 (1)
      • September 2022 (1)
      • August 2022 (1)
      • July 2022 (1)
      • June 2022 (1)
      • May 2022 (1)
      • March 2022 (1)
      • January 2022 (1)
    • ►  2021 (6)
      • November 2021 (1)
      • October 2021 (1)
      • September 2021 (1)
      • July 2021 (1)
      • April 2021 (1)
      • February 2021 (1)
    • ►  2020 (5)
      • December 2020 (1)
      • October 2020 (1)
      • June 2020 (1)
      • April 2020 (1)
      • February 2020 (1)
    • ►  2019 (7)
      • December 2019 (1)
      • October 2019 (1)
      • September 2019 (1)
      • August 2019 (1)
      • June 2019 (1)
      • March 2019 (1)
      • January 2019 (1)
    • ►  2018 (4)
      • September 2018 (1)
      • April 2018 (1)
      • February 2018 (1)
      • January 2018 (1)
    • ►  2017 (10)
      • December 2017 (1)
      • November 2017 (1)
      • October 2017 (1)
      • September 2017 (1)
      • August 2017 (2)
      • July 2017 (1)
      • May 2017 (1)
      • March 2017 (1)
      • February 2017 (1)
    • ►  2016 (14)
      • December 2016 (1)
      • November 2016 (2)
      • October 2016 (2)
      • August 2016 (2)
      • July 2016 (1)
      • June 2016 (1)
      • May 2016 (1)
      • April 2016 (2)
      • March 2016 (2)

    Follow My Blog

    Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates