Pages

  • Home
  • BOOK REVIEW
  • FILM
  • MUSIC
  • TRAVEL
  • GAME
  • KULINER
Facebook Instagram Google + E-mail

Dream Liner



Pada suatu malam bersalju tahun 1936, seorang seniman dipukuli hingga tewas di balik pintu studionya yang terkunci di Tokyo. Polisi menemukan surat wasiat aneh yang memaparkan rencananya untuk menciptakan Azoth –sang wanita sempurna– dari potongan-potongan tubuh para wanita muda kerabatnya. Tak lama sesudah itu, putri tertuanya dibunuh. Lalu, putri-putrinya yang lain serta keponakan-keponakan perempuannya tiba-tiba menghilang. Satu per satu mayat mereka yang termutilasi ditemukan, semua dikubur sesuai dengan prinsip astrologis yang diuraikan sang seniman. 

Pembantaian misterius itu mengguncang Jepang, menyibukkan pihak berwenang dan para detektif amatir, namun tirai misteri tetap tak terpecahkan selama lebih dari 40 tahun. Lalu, pada suatu hari di tahun 1979, sebuah dokumen diserahkan kepada Kiyoshi Mitarai, seorang astrolog, peramal nasib, dan detektif eksentrik. Dengan didampingi Dr. Watson versinya sendiri –seorang ilustrator dan penggemar kisah detektif, Kazumi Ishioka– dia mulai melacak jejak pelaku Pembunuhan Zodiak Tokyo serta pencipta Azoth yang bagaikan lenyap ditelan bumi. 


 Judul: The Tokyo Zodiac Murders
Penulis: Soji Shimada
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Cetakan I : Juli 2012
Tebal: 360 hlm. 

Wah, kegemaran membeli buku-buku bekas dan random kadang bisa begitu mengejutkan. Setelah Voodoo, kisah detektif yang berlatar di Haiti, kini ada Tokyo Zodiac Murders, misteri pembunuhan zodiak yang menggemparkan Jepang pada tahun 1936. 

Awalnya, baca buku ini magernya minta ampun. Baca prolog doang bisa berhari-hari wkwk. Nah, karena di bagian prolog ini adalah surat wasiat Heikichi mengenai keinginannya untuk menciptakan Azoth sekaligus berisi beberapa clue. Jadi, rasanya kayak langsung dihantam di jidat disuruh mikir keras. 

Kisah ini diceritakan 40 tahun kemudian, pada tahun 1979, menggunakan sudut pandang Kazumi Ishioka –seorang ilustrator yang kecanduan dengan kisah misteri. Dia memiliki rekan bernama Kiyoshi Mitarai, seorang astrolog, peramal nasib sekaligus detektif partikelir. Suatu hari, ada salah satu pelanggan Kiyoshi yang datang, namun bukan untuk diramal. Pelanggan wanita itu memberikan sebuah dokumen yang berkaitan dengan misteri pembunuhan zodiak Tokyo, 40 tahun yang lalu.  

Pelanggan tersebut adalah Misako Iida, yang merupakan anak dari seorang polisi yang dulunya terlibat dalam kasus pembunuhan zodiak Tokyo. Ketika sedang membereskan rak buku ayahnya yang sudah meninggal, Mrs. Iida menemukan catatan yang isinya membuatnya sangat terkejut. Mrs. Iida kemudian menemui Kiyoshi dan meminta detektif tersebut untuk memecahkan misteri kasus pembunuhan itu. 

Keduanya –Kazumi dan Kiyoshi– dengan serius segera membahas kasus tersebut. Kazumi yang memang pencinta kisah misteri, mengetahui sebagian besar cerita-cerita yang beredar di masyarakat dan ini cukup membantu. Nah, masalahnya, Kazumi dan Kiyoshi ini merupakan dua entitas yang berbeda wkwk. Kazumi lebih banyak menggunakan perasaan dan Kiyoshi cenderung menggunakan logika. Ditambah dengan kelakuan Kiyoshi yang aneh, kadang membuat mereka saling bertabrakan. By the way, kedua manusia ini cowok yah.

Setelah melewati prolog yang rasa membacanya hampir seabad, akhirnya saya mulai semangat membaca cerita ini karena adanya Mr. Mitarai. Walaupun dia aneh tapi saya cukup tersanjung dengan pemikiran-pemikiran dan perilakunya yang eksentrik. 

Buku ini dikemas seperti pertunjukan panggung yang megah yang daftar isinya disusun setiap babak dan adegan. Oh ya, dalam novel ini banyak banget nama yang muncul, tapi di bagian awal cerita sudah ada daftar pemain. Jadi, kalo lupa bisa buka lagi halaman awal untuk mengingat-ingat. Namun selama membaca, memang ada beberapa tokoh yang tiba-tiba muncul tapi tidak dicantumkan di awal. Yah, gapapa dong malah jadi tantangan tersendiri, wkwk.

Seru. Setiap adegan memiliki petunjuk yang sengaja disebar oleh penulis. Ada beberapa ilustrasi juga. Penulis berinteraksi dengan pembaca lewat catatan intermezzo dan mengajak pembaca untuk menemukan siapa dalang dari pembunuhan zodiak Tokyo. Namun, sayangnya, saya sudah terlalu pusing membaca petunjuk dan hanya melanjutkan baca tanpa berniat menebak siapa pelakunya. Emang nggak bakat jadi detektif (T_T). By the way, kalo baca buku ini jangan sekali-kali langsung nge-cheat ke halaman paling belakang ya karena akan mengurasi esensi penasarannya.

[ Kiyoshi to Kazuma, mengenai Holmes ]

Nah, ini adalah salah satu kutipan Mr. Mitarai yang cukup memukau saya. 

"Kau tahu, mengamati pergerakan planet setiap hari membuatmu sadar betapa kecil dan remehnya kehidupan kita sehari-hari. Kita berdebat. Kita bertarung. Kita berjuang. Kita bersaing untuk meningkatkan kekayaan kita. Coba lihat alam semesta. Pergerakannya begitu dinamis, bagaikan jam raksasa. Bumi hanyalah satu roda penggerak dalam perangkat roda gigi jam tersebut, dan manusia tidak jauh berbeda dibandingkan bakteri. Jutaan demi jutaan bakteri menjalani kehidupan singkat mereka dengan bertempur dalam peperangan yang remeh. Mereka tidak berhenti untuk berpikir bahwa tanpa mekanisme alam semesta, kita semua tidak akan ada. Coba lihat apa yang dilakukan manusia, mereka saling bunuh demi simpanan uang di bank, yang tidak akan mereka belanjakan sampai mereka mati. Tidak masuk akal."

Sebagai orang yang suka dengan kisah-kisah misteri, novel ini membuat saya terkesan. Walaupun motif pembunuhannya memang umum & biasa, namun caranya begitu tidak biasa. Babak demi babak, adegan demi adegan, dialog demi dialog, ditulis dengan apik dan runut (kecuali di bagian prolog yang untuk saya pribadi bacanya harus penuh effort). Pembaca akan dibuat tidak sabar untuk bertemu dengan si pelaku. 

Nah, buku yang saya baca adalah buku terbitan lawas, 2012 dengan cover warna putih dengan gambar-gambar wanita yang anggota tubuhnya terpotong. Novel ini mengandung kejahatan mutilasi tapi bukan yang seram banget atau yang terlalu detail, jadi menurut saya masih aman aja. Sepertinya di Gramedia masih ada bukunya dengan cover yang berbeda. Oh ya, di buku terbitan lawas ini saya baru sadar kalo daftar isinya agak ngaco wkwkw. 

Bagi teman-teman yang suka dengan kisah-kisah misteri detektif, buku ini oke banget buat dijadikan koleksi. Nih saya kasih link-nya kalau mau purchase langsung di Gramedia online atau bisa juga cari di e-commerce kesayangan kalian yaa~!

https://www.gramedia.com/products/pembunuhan-zodiak-tokyo-the-tokyo-zodiac-murders

Rate 10/ 10 (karena ada Pak Mitarai). 

Credit Photo: Personal Collection by Me (Nira Kunea)
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar

Misi ini sulit ditolak : 10 juta dolar untuk menemukan putra seorang biliuner yang telah menghilang selama tiga tahun.
 
Charlie muda raib di Haiti, tempat menghilangnya sejumlah anak-anak selama lebih dari satu dekade. Di negeri yang didominasi voodoo, kabar burung menyebar mengenai ilmu hitam dan tokoh mistis bernama "Mr. Clarinet", yang selama bertahun-tahun telah menyihir anak-anak pergi dari keluarga mereka. Mungkinkah kenyataan bahkan lebih mengejutkan daripada legenda itu sendiri?

Untuk mencari tahu, Max Mingus, sang detektif swasta, harus menyelesaikan misi ini. Padahal, detektif-detektif sebelumnya tak hanya gagal, beberapa juga kehilangan nyawa. Misi ini tak hanya tentang menemukan Charlie, tetapi lebih merupakan ujian bertahan hidup. 

Judul: Voodoo
Penulis: Nick Stone
Penerbit: Voila Books (Penerbit Hikmah)
Cetakan I : Juli 2028
Tebal: 670 hlm. 

Buku ini sangat tebal. Awalnya saya ragu mau beli buku ini di penjual buku-buku bekas yang masih bagus. Tapi, karena genre-nya thriller, saya akhirnya mengiyakan untuk menambahkannya ke daftar belanjaan saya. 

Sesampainya di alamat rumah, wow, ada sekitar 670 halaman yang perlu saya baca dengan font yang kecil-kecil. Buku-buku koleksi saya paling tebal mungkin hanya sekitar 300 halaman. Dan ini 2 kali lipat. Kebayang nggak gimana magernya buat mulai baca? Tapi saya memberanikan diri untuk mulai membaca dan akhirnya malah ketagihan, wkwk. 

Voodoo atau Vodou, meringkas dari Google, adalah agama sinkretis yang berkembang di Haiti dan di beberapa bagian Afrika Barat. Kata "Vodou" berasal dari bahasa Fon di Dahomey (sekarang Benin) yang berarti "roh" atau "dewa". Agama ini menggabungkan kepercayaan dan praktik dari agama-agama Afrika Barat dengan pengaruh Katolik. Vodou memiliki upacara yang meliputi berbagai ritual, seperti tarian, nyanyian, dan penawaran kepada lwa (roh/ dewa).

Buku ini dibuka dengan penawaran Allain Carver, ayah Charlie Carver (si anak hilang) kepada Max Mingus, seorang detektif swasta yang baru saja keluar dari penjara. Awalnya, Max bersikeras untuk menolak tawaran itu. Namun, jumlah uang yang akan diterimanya ketika misi ini berhasil bukanlah jumlah yang sedikit. Maka, dengan berbagai pertimbangan, Max akhirnya setuju menandatangani kontrak dengan Allain. 

Max adalah mantan polisi, dia memiliki rekan yang saat itu masih aktif bekerja di kepolisian, Joe Liston. Berkat bantuan Joe, Max bisa dengan mudah mendapatkan informasi tentang siapa saja yang dicurigai berpotensi menjadi tersangka penculikan Charlie. 

Buku ini berlatar di Haiti, di akhir tahun 1996, sebuah negara kecil di Kepulauan Karibia. Bagi sebagian orang (termasuk saya), mendengar nama Haiti masih terdengar asing. Namun, di buku ini, Bang Nick bener-bener detil menggambarkan suasana di Haiti sampai bisa membayangkan bagaimana kehidupan rakyat di sana. 

Port-au-Prince, ibukota Haiti, serta daerah kumuh yang bernama Cité Soleil. Sayang sekali kehidupan di sana tak seindah nama kotanya. Bencana kemanusiaan, kelaparan, krisis kesehatan, polusi, epidemi dan kerusuhan terjadi di mana-mana. Beberapa orang Haiti yang dikenal Max bahkan mengatakan bahwa mereka tidak punya hal baik untuk dikatakan tentang Tanah Air mereka. 

Ada banyak tokoh yang terlibat, banyak nama, banyak tempat. Membaca buku ini benar-benar harus konsentrasi penuh kalau nggak mau mengulang ketika ada nama yang tiba-tiba disebut di pertengahan cerita, wkwk. Karena ini novel thriller detektif, jadi wajar ada banyak puzzle dan ada banyak tokoh. 

Jujur ya, seru banget bacanya. Tiap ada kesempatan saya pasti menggunakannya untuk melanjutkan baca saking penasaran banget sama siapa sih yang udah nyulik Charlie? Selain kepusingan nyusun puzzle untuk menemukan penculik Charlie, si Max ini juga sedang mengalami pergolakan batin karena istrinya meninggal saat dia di penjara. Sedih banget ga sih? Ya sedih, masalahnya jadi semakin kompleks juga karena kadang-kadang si Max ini suka bimbang dan keingetan sama istrinya. 

Ada beberapa trigger warning di novel ini. Di antaranya adalah pembunuhan, kekerasan, child abuse, ritual keagamaan yang mungkin membuat beberapa orang nggak nyaman. Setiap adegan ditulis dengan sangat detil jadi gampang banget kebayang. So, ada beberapa bagian yang saya skip karena nggak kuat wkwk. 

Satu lagi, selain penjabarannya yang sangat detil, plot twist novel ini gokil sih asli. Pelakunya adalah seseorang yang memiliki kemungkinan sangat kecil, awalnya saya mengira dia hanyalah tokoh figuran biasa kayak saksi yang diwawancarai gitu. Tapi ternyata bukan. Jadi, 600 halaman itu nggak kerasa bisa kebaca sampai selesai. 

Kalo melihat dari penggambaran tokohnya, Max Mingus cocok banget diperankan oleh Jason Statham. Kepalanya botak, badannya nggak begitu besar, terus genre thriller misteri aksi juga sih, jadi saya nggak kebayang aktor lain selain Om ini wkwk. Sayangnya, saya cek-cek di Google sepertinya buku ini masih belum ada adaptasi dalam bentuk film. 

Voodoo mendapatkan beberapa penghargaan, di antaranya: 
1. WINNER OF THE INTERNATIONAL THRILLER WRITERS AWARD FOR BEST FIRST NOVEL 2007
2. WINNER OF THE CRIME WRITES ASSOCIATION IAN FLEMING STEEL DAGGER 2006
3. WINNER OF THE MACAVITY AWARD FOR BEST FIRST NOVEL 2007

Jadi, ini adalah novel debut Bang Nick Stone. Wahh, keren parah, bro! Terus kalo lihat-lihat di Google, novel ini ternyata trilogi. Untuk buku yang kedua berjudul The King of Swords dan yang ketiga adalah Voodoo Eyes. Sebenarnya saya merasa masih ada hal yang belum terselesaikan sampai akhir cerita, tapi saya cukup puas dengan ending-nya. Mungkin di buku kedua dan ketiganya akan membahas hal lain namun masih berkaitan dengan salah satu tokoh di buku pertama ini. 

Saya akan kasih rate bintang 10 karena emang seseru itu! By the way, ini novel lama terbitan tahun 2008. Mungkin kalo mau cari baru agak susah ya. Jadi, paling coba cari-cari di lapak pre-loved siapa tau masih dapat yang bagus.

Credit Photo: Personal Collection by Me (Nira Kunea) 




Share
Tweet
Pin
Share
No komentar

Akhir tahun kemarin, Penerbit Haru mengadakan acara bazaar buku. Kali ini saya datang ke kantor mereka yang berlokasi di Tangerang. Kantornya ini berada di area perumahan gitu ya guys. Seru banget kita bisa milih-milih buku dan bertemu langsung dengan staff Penerbit Haru. Tentunya, ada buku murah dan diskon yang banyak banget!

Sejak membaca buku Girls in the Dark karya Akiyoshi Rikako, saya jadi kepincut dengan buku-buku terbitan Haru dan tiap bulan mengoleksi buku-buku mereka. Selain genre-nya memang cocok dan saya suka, covernya juga bagus-bagus, wkwk.

Nah, salah satu buku yang saya beli kemarin berjudul Pasien. Nama Naomi Midori mungkin terdengar baru bagi sebagian pembaca seperti saya. Ternyata benar, buku berjudul Pasien merupakan karya pertamanya yang diterbitkan sekaligus menjadi pemenang dalam Inari Writing Festival 2023.

Enam anggota keluarga pemilik toko bangunan ditemukan terbantai di rumah mereka. Penyelidikan polisi menyimpulkan bahwa mereka saling membunuh karena perebutan warisan. 

Namun, bagaimana jika insiden tersebut adalah hasil campur tangan orang lain?

Judul: Pasien
Penulis: Naomi Midori
Penerbit: Penerbit Haru
Cetakan Ketiga : Juli 2024
Tebal: 120 hlm.
Harga P. Jawa: Rp 75.000

Novel Pasien ini ber-genre iyamisu. Iyamisu adalah adalah subgenre fiksi misteri yang membahas tentang episode-episode mengerikan dan sisi gelap sifat manusia. Beberapa novel lain yang ber-genre iyamisu adalah Penance dan Confessions karya Minato Kanae serta Girls in The Dark dan Holy Mother karya Akiyoshi Rikako. 

Buku ini cukup tipis ya untuk ukuran novel, atau mungkin lebih tepat disebut sebagai novela. Pasien cocok banget buat kamu yang nyari buku yang bisa dibaca sekali duduk/ rebahan. Ada beberapa trigger warning yang perlu kalian perhatikan sebelum membaca buku ini, di antaranya : pembunuhan, kejahatan seksual, incest, kekerasan dan animal death. 

TRIGGER WARNING: VIOLENCE, INCEST, SEXUAL HARRASMENT, ANIMAL DEATH

Okay, cerita ini dibuka dengan kumpulan berita tentang pembunuhan anggota keluarga di salah satu desa. Lalu dilanjutkan dengan bab per bab. Yang menarik, Pasien memiliki alur maju mundur dan menggunakan POV yang berbeda-beda. 

Sebenarnya, untuk pelaku utamanya sudah ketebak di awal cerita. Namun, di ending saya nggak menyangka bahwa teman curhat si Pelaku merupakan pasien RSJ. Itu aja sih yang membuat saya agak kaget, atau mungkin saya melewatkan beberapa detil di awal cerita? Entahlah. Dan saya rasa, hal ini sebenarnya juga nggak memberikan efek yang signifikan terhadap inti cerita.

Sepanjang cerita, saya beneran kesel SEKESEL KESELNYA dengan keluarga Adil dan Yunus. Nama doang Adil, kelakuan kek setan. Nah, si Yunus juga udah tau hidupnya serba kekurangan tapi mau sok-sokan jadi pahlawan. Siapa sih yang tahan dengan keluarga yang fuck*d up begini? Saya rasa nggak ada orang yang normal di novel ini selain adik Imelda dan si pembuat berita SINTA NASRIL wkwkwk. 

Di beberapa bagian, saya mendukung hal-hal yang dilakukan Imelda (eh?). Dia menjadi penjahat karena situasi. Tapi, ada satu adegan di mana dia membunuh anak kucing hanya karena tuh kucing datang ke mejanya saat makan siang, saya akhirnya sadar kalau Imelda ini memang aslinya mengerikan. 

Novel ini memberikan gambaran jelas tentang bad parenting dan lingkungan yang penuh konflik bisa membuat anak menjadi pribadi yang nekat dan bahkan mampu melakukan hal-hal di luar akal sehat anak seusianya.  

Ada beberapa adegan yang cukup mengganggu dan membuat perasaan sangat tidak nyaman. Bagi saya, adegan itu adalah adegan di mana Imelda mengeksekusi Karim, pamannya yang memiliki gangguan kejiwaan. Saya nggak membenarkan perilaku si Karim, yah namanya juga orang tidak waras. Dan di sini posisinya Karim adalah korban. Namun, kalau orang ini "dilenyapkan", beban keluarga Yunus akan berkurang. Pokoknya, akar dari masalah ini adalah si Adil. Saya turut merasa puas saat keluarga tersebut akhirnya mendapatkan ganjaran yang setimpal, ya walaupun lewat campur tangan Imelda, hehe. 

Overall, walaupun tipis tapi novel ini cukup berisi. Untuk novel debut, penulisannya sangat rapi, alurnya cepat dan nggak bertele-tele, sebab-akibatnya dibangun dan diceritakan dengan baik. Suka juga dengan gaya ceritanya yang lugas. Untuk dialog masih agak kaku, tapi okelah. 

Orang-orang mungkin overhyped karena katanya plot twist-nya gila. Tapi menurut saya, justru yang menarik di sini adalah kelakuan si Imelda dan pemikirannya yang out of the box untuk melenyapkan keluarga Adil. 

Jadi, gimana, nih? Mumpung masih rame, yuk beli bukunya sebelum kehabisan!

Rate: 8/10

Credit Photo : Personal Collection by Me (Nira Kunea)




Share
Tweet
Pin
Share
No komentar


 Jenis Film: Horror
Tanggal rilis: 25 Desember 2024
Produser: Rocky Soraya
Sutradara: Guntur Soeharjanto
Pemeran: Arifin Putra; Cinta Laura; Callista Arum
Durasi Film: 1 jam 43 menit

Akhir tahun 2024 ditutup dengan menonton film horor. Horor lagi horor lagi. Film horor emang nggak ada abisnya. Dan sebagai penggemar segala sesuatu yang berbau horor, saya sangat senang dengan rilisnya film horor yang bejibun setiap bulan, wkwkwk.

Panggonan Wingit 2; Miss K memiliki perbedaan cerita dan lokasi yang mana tidak berkaitan dengan film pertamanya. Jadi, film Miss K ini bukan merupakan lanjutan dari Panggonan Wingit 1 ya, guys. Konon, film Miss K ini terinspirasi dari sebuah apartemen angker di Surabaya.

Film Miss K bercerita tentang Alma (Cinta Laura) dan adiknya, Mia (Callista Arum), yang pindah dari Jakarta ke Surabaya setelah ibunya meninggal. Alma bekerja sebagai manajer di Apartemen Sasmaya. Di sana, Alma dan Mia bertemu dengan Rayyan (Arifin Putra), kekasih Alma sekaligus polisi yang mencoba menguak misteri kasus mutilasi. 

Apartemen Sasmaya merupakan apartemen yang memiliki cukup banyak penghuni. Namun anehnya, lantai 6 dari apartemen tersebut ditutup dan tidak boleh dimasuki oleh siapapun. Suatu hari, salah satu penghuni apartemen melaporkan adanya kebocoran pada plafon di unitnya. Penghuni tersebut berada di lantai 5. Jadi mau tak mau, Alma dan Mia harus melakukan pengecekan pada unit di atasnya, yaitu di lantai 6.

Akses ke lantai 6 ini benar-benar ditutup, pintu darurat lewat tangga pun sampai digembok. Namun, Alma dan Mia bersikeras untuk tetap mengecek keadaan di lantai tersebut. Sesampainya di sana, kondisi lantai tersebut sangat kotor karena sudah lama tidak ditempati. Tak berlama-lama, mereka pun segera mengecek unit yang mereka yakini sebagai sumber masalah. Ketika memasuki unit tersebut, mereka mendengar suara gemericik air dan suara perempuan. Namun, mereka kaget ketika mendapati bahwa suara tersebut merupakan suara dari Miss K, sosok penunggu unit tersebut. Miss K mengucapkan kalimat "patang dino, wektu maghrib". 

Mereka pun berlari ketakutan dan tidak menyadari bahaya yang sedang mengintai mereka dalam 4 hari ke depan. Namun, di hari-hari berikutnya, rentetan kejadian menyeramkan dan tak masuk akal mulai dialami oleh Alma dan Mia. Mereka pun harus menemukan cara agar mereka selamat sebelum waktu maghrib di hari keempat. 

Alurnya bertempo sedang, nggak lambat dan nggak terlalu cepat. Ceritanya juga nggak bertele-tele. Bagi saya plot twist-nya lumayan dapat karena dari awal saya nggak menyangka bahwa penjahat sebenarnya adalah orang itu, hehe. Memang nggak cocok jadi detektif sepertinya, wkwkwk. Jumpscare-nya oke, ada beberapa adegan gore yang mungkin akan membuat penonton merasa ngilu. 

Anyway, jujur saya nggak expect kalo akting Cinta Laura bakalan cukup bagus di sini, hihihi. Mas Arifin Putra juga memerankan tokoh Rayyan dengan sangat apik. Pokoknya bagi kalian yang suka horor yang ringan dan nggak bertele-tele, film ini cocok dimasukkan ke list tontonan di waktu luang. 

Rate: 8/10

Credit Photo:
Koran Tegal





Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Older Posts

ABOUT ME

About Me
Films maniac who loves smell of lemons and earth after the rain. Read horror stories and do lettering.

Popular Post

  • Resep-resep Unik in Game LifeAfter
    Udah pada tau game LifeAfter belom? Yup, di postingan sebelumnya, saya udah menceritakan tentang beberapa keunikan dan apa saja yang b...
  • Confessions, Kegilaan di Setiap Pengakuan
    Judul : Confessions Judul asli : Kokuhaku Penulis : Minato Kanae Penerjemah : Clara Canceriana, Andry Setiawan Cetakan Pertama : ...
  • 10 Lagu Lawas Ini Dijamin Bikin Kamu Merasa Balik ke Masa Lalu!
    Yuhuuu, karena bosan sama playlist yang itu-itu mulu, saya akhirnya mencoba untuk mencari-cari lagu-lagu lama. Lagu saat SD, SMP, poko...
  • Catatan Liburan di Taman Safari, Bogor
    Pokoknya, jalan-jalan emang nggak ada matinya. Seperti yang saya alami bersama dengan rekan-rekan kerja satu tim, akhir April lalu. Kam...
  • It's Not Just A Hobby, It's Life!
    Sampai sekarang, bahkan ketika saya merasa ada hobi-hobi lain yang lebih nge-hits dan kekinian, seperti traveling, kuliner, d...

Categories

Books Budaya Festival Film Foods Game Giveaway Hobby Indonesian Book Indonesian Film Jakarta Jejepangan K-Drama Kuliner Music Notes Novel One Ok Rock Place To Eat Review Romance Teenlit Tips & Tricks Travel True Story Visual Kei What to Eat Wisata Wonogiri Writing

Recent Post

    Blog Archive

    • ▼  2025 (4)
      • June 2025 (1)
      • May 2025 (1)
      • April 2025 (1)
      • March 2025 (1)
    • ►  2024 (5)
      • November 2024 (1)
      • September 2024 (2)
      • March 2024 (1)
      • January 2024 (1)
    • ►  2023 (9)
      • October 2023 (1)
      • September 2023 (2)
      • August 2023 (1)
      • June 2023 (1)
      • May 2023 (1)
      • March 2023 (1)
      • February 2023 (1)
      • January 2023 (1)
    • ►  2022 (9)
      • November 2022 (1)
      • October 2022 (1)
      • September 2022 (1)
      • August 2022 (1)
      • July 2022 (1)
      • June 2022 (1)
      • May 2022 (1)
      • March 2022 (1)
      • January 2022 (1)
    • ►  2021 (6)
      • November 2021 (1)
      • October 2021 (1)
      • September 2021 (1)
      • July 2021 (1)
      • April 2021 (1)
      • February 2021 (1)
    • ►  2020 (5)
      • December 2020 (1)
      • October 2020 (1)
      • June 2020 (1)
      • April 2020 (1)
      • February 2020 (1)
    • ►  2019 (7)
      • December 2019 (1)
      • October 2019 (1)
      • September 2019 (1)
      • August 2019 (1)
      • June 2019 (1)
      • March 2019 (1)
      • January 2019 (1)
    • ►  2018 (4)
      • September 2018 (1)
      • April 2018 (1)
      • February 2018 (1)
      • January 2018 (1)
    • ►  2017 (10)
      • December 2017 (1)
      • November 2017 (1)
      • October 2017 (1)
      • September 2017 (1)
      • August 2017 (2)
      • July 2017 (1)
      • May 2017 (1)
      • March 2017 (1)
      • February 2017 (1)
    • ►  2016 (14)
      • December 2016 (1)
      • November 2016 (2)
      • October 2016 (2)
      • August 2016 (2)
      • July 2016 (1)
      • June 2016 (1)
      • May 2016 (1)
      • April 2016 (2)
      • March 2016 (2)

    Follow My Blog

    Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates