Yuk, Melihat Kerennya Koleksi Wayang di Museum Wayang Jakarta!

by - August 25, 2016



[ Credit photo : Anything Jakarta ]

Bagi para pencinta seni, terutama seni pewayangan, tentu Museum Wayang yang terletak di bilangan Kota Tua Jakarta ini sayang banget untuk dilewatkan. Yup, museum yang tepatnya berada di Jl. Pintu Besar Utara 27, Kota Tua, Jakarta Barat ini memang menyimpan berbagai koleksi wayang dari seluruh Indonesia dan beberapa di antaranya berasal dari luar negeri.

Gedung yang dibangun pada tahun 1640 ini pada awalnya merupakan gedung gereja tua yang bernama De Oude Hollandse Kerk (Gereja Lama Belanda). Pada tahun 1732 dilakukan renovasi dan berganti nama menjadi De Nieuwe Hollandse Kerk (Gereja Baru Belanda). Namun, sayangnya, tahun 1808 gedung ini hancur karena gempa bumi. 

Nah, di atas tanah bekas reruntuhan bangunan lama inilah akhirnya dibangun gedung museum wayang. Dan peresmian bangunan ini sebagai museum dilakukan pada tanggal 13 Agustus 1975. 

Sebenarnya, rencana awal ke Kota Tua adalah berkunjung ke Museum Fatahillah. Namun, karena matanya jelalatan dan tiba-tiba melihat plang Museum Wayang (well, I think, since I'm a child I had already interested in puppet) jadilah akhirnya kami melangkah ke bangunan yang masih terasa nuansa gerejanya tersebut. 

Harga tiket masuk ketika berkunjung ke sana (Minggu, 14 Agustus 2016) adalah Rp 5.000 (dewasa) dan Rp 2.000 (anak-anak). Ada juga harga khusus untuk mahasiswa dan pelajar. Namun, sayangnya saya nggak begitu memperhatikan. Hha.

Setelah melewati tempat pembelian tiket, kamu akan disambut oleh berbagai macam wayang golek. Wayang golek adalah wayang yang berbahan dasar dari kayu. Populer di wilayah Tanah Pasundan dan alur ceritanya bersumber dari cerita Ramayana dan Mahabarata. 



[ Credit photo : Ahmad Farizal ]

Dan well, berikut adalah beberapa foto yang sempat saya ambil ketika berkunjung ke Museum Wayang Jakarta :


 


[ Wayang Kulit ] 

Wayang Kulit merupakan seni tradisional yang terutama berkembang di Jawa. Dimainkan oleh dalang (sekaligus narator dialog tokoh-tokoh wayang) diiringi musik gamelan oleh para nayaga dan tembang yang dinyanyikan oleh pesinden. Tidak berbeda jauh dari Wayang Golek, cerita Wayang Kulit kebanyakan juga mengambil dari naskah Mahabarata dan Ramayana. Namun, Ki Dalang juga bisa memainkan tokoh carangan (gubahan)


[ Wayang Kulit Bali ]


[ Wayang Kulit Cina ]


[ Wayang Anyaman Bambu ]

Di tengah gedung, di lantai dasar, terdapat sebuah taman yang sering disebut sebagai Taman Museum Wayang. Di taman ini terdapat beberapa prasasti peninggalan Belanda. Salah satu di antaranya adalah Jan Pieterszoon Coen pada tahun 1634. 


[ Credit Photo : Museum Indonesia ]

Ketika memasuki gedung di lantai 2, kebanyakan berisi wayang dari luar negeri. Ada pula lukisan-lukisan dan beberapa kerajinan tangan. 


 [ Wayang Golek Canton Cina ]


[ Boneka Rusia ]

Look, walaupun Boneka Rusia-nya tampak manis, tapi tetep aja agak horor-horor gimana gitu lihatnya. Dan, serius. Foto di bawah ini adalah foto yang paling bikin saya paranoid. Hahaha.


[ Boneka Katakali dari Keralan India ]


[ Yang ini ngga termasuk yang bikin parno : Lukisan Punakawan ]

Daan, kalau kamu berkunjung ke Museum Wayang di akhir pekan, kamu bisa menyaksikan pagelaran wayang (wayang golek ataupun wayang kulit) di Ruang Punakawan. Saya, sih kemarin berkesempatan untuk menyaksikan pagelaran wayang kulit dengan tema perjuangan meraih kemerdekaan. Memang, sih nggak full dari awal, hanya kebagian menit-menit terakhir. But, that's enough. Menarik. Sempet ambil gambar sama Ki Dalang-nya juga, tapi sekarang fotonya entah dimana. Haha.

Di dekat pintu keluar ada kios yang menjual berbagai macam souvenir, Seperti wayang golek, wayang kulit, gantungan kunci, buku pewayangan dan berbagai macam barang lainnya.

And for the closing, saya persembahkan sebuah foto dari tokoh pewayangan yang paling memukau saya : Kyai Lurah Semar Badranaya. 


Salam jalan-jalan dan salam jepret! ^^

You May Also Like

0 komentar