Misi ini sulit ditolak : 10 juta dolar untuk menemukan putra seorang biliuner yang telah menghilang selama tiga tahun.
Charlie muda raib di Haiti, tempat menghilangnya sejumlah anak-anak selama lebih dari satu dekade. Di negeri yang didominasi voodoo, kabar burung menyebar mengenai ilmu hitam dan tokoh mistis bernama "Mr. Clarinet", yang selama bertahun-tahun telah menyihir anak-anak pergi dari keluarga mereka. Mungkinkah kenyataan bahkan lebih mengejutkan daripada legenda itu sendiri?
Untuk mencari tahu, Max Mingus, sang detektif swasta, harus menyelesaikan misi ini. Padahal, detektif-detektif sebelumnya tak hanya gagal, beberapa juga kehilangan nyawa. Misi ini tak hanya tentang menemukan Charlie, tetapi lebih merupakan ujian bertahan hidup.
Judul: Voodoo
Penulis: Nick Stone
Penerbit: Voila Books (Penerbit Hikmah)
Cetakan I : Juli 2028
Tebal: 670 hlm.
Buku ini sangat tebal. Awalnya saya ragu mau beli buku ini di penjual buku-buku bekas yang masih bagus. Tapi, karena genre-nya thriller, saya akhirnya mengiyakan untuk menambahkannya ke daftar belanjaan saya.
Sesampainya di alamat rumah, wow, ada sekitar 670 halaman yang perlu saya baca dengan font yang kecil-kecil. Buku-buku koleksi saya paling tebal mungkin hanya sekitar 300 halaman. Dan ini 2 kali lipat. Kebayang nggak gimana magernya buat mulai baca? Tapi saya memberanikan diri untuk mulai membaca dan akhirnya malah ketagihan, wkwk.
Voodoo atau Vodou, meringkas dari Google, adalah agama sinkretis yang berkembang di Haiti dan di beberapa bagian Afrika Barat. Kata "Vodou" berasal dari bahasa Fon di Dahomey (sekarang Benin) yang berarti "roh" atau "dewa". Agama ini menggabungkan kepercayaan dan praktik dari agama-agama Afrika Barat dengan pengaruh Katolik. Vodou memiliki upacara yang meliputi berbagai ritual, seperti tarian, nyanyian, dan penawaran kepada lwa (roh/ dewa).
Buku ini dibuka dengan penawaran Allain Carver, ayah Charlie Carver (si anak hilang) kepada Max Mingus, seorang detektif swasta yang baru saja keluar dari penjara. Awalnya, Max bersikeras untuk menolak tawaran itu. Namun, jumlah uang yang akan diterimanya ketika misi ini berhasil bukanlah jumlah yang sedikit. Maka, dengan berbagai pertimbangan, Max akhirnya setuju menandatangani kontrak dengan Allain.
Max adalah mantan polisi, dia memiliki rekan yang saat itu masih aktif bekerja di kepolisian, Joe Liston. Berkat bantuan Joe, Max bisa dengan mudah mendapatkan informasi tentang siapa saja yang dicurigai berpotensi menjadi tersangka penculikan Charlie.
Buku ini berlatar di Haiti, di akhir tahun 1996, sebuah negara kecil di Kepulauan Karibia. Bagi sebagian orang (termasuk saya), mendengar nama Haiti masih terdengar asing. Namun, di buku ini, Bang Nick bener-bener detil menggambarkan suasana di Haiti sampai bisa membayangkan bagaimana kehidupan rakyat di sana.
Port-au-Prince, ibukota Haiti, serta daerah kumuh yang bernama Cité Soleil. Sayang sekali kehidupan di sana tak seindah nama kotanya. Bencana kemanusiaan, kelaparan, krisis kesehatan, polusi, epidemi dan kerusuhan terjadi di mana-mana. Beberapa orang Haiti yang dikenal Max bahkan mengatakan bahwa mereka tidak punya hal baik untuk dikatakan tentang Tanah Air mereka.
Ada banyak tokoh yang terlibat, banyak nama, banyak tempat. Membaca buku ini benar-benar harus konsentrasi penuh kalau nggak mau mengulang ketika ada nama yang tiba-tiba disebut di pertengahan cerita, wkwk. Karena ini novel thriller detektif, jadi wajar ada banyak puzzle dan ada banyak tokoh.
Jujur ya, seru banget bacanya. Tiap ada kesempatan saya pasti menggunakannya untuk melanjutkan baca saking penasaran banget sama siapa sih yang udah nyulik Charlie? Selain kepusingan nyusun puzzle untuk menemukan penculik Charlie, si Max ini juga sedang mengalami pergolakan batin karena istrinya meninggal saat dia di penjara. Sedih banget ga sih? Ya sedih, masalahnya jadi semakin kompleks juga karena kadang-kadang si Max ini suka bimbang dan keingetan sama istrinya.
Ada beberapa trigger warning di novel ini. Di antaranya adalah pembunuhan, kekerasan, child abuse, ritual keagamaan yang mungkin membuat beberapa orang nggak nyaman. Setiap adegan ditulis dengan sangat detil jadi gampang banget kebayang. So, ada beberapa bagian yang saya skip karena nggak kuat wkwk.
Satu lagi, selain penjabarannya yang sangat detil, plot twist novel ini gokil sih asli. Pelakunya adalah seseorang yang memiliki kemungkinan sangat kecil, awalnya saya mengira dia hanyalah tokoh figuran biasa kayak saksi yang diwawancarai gitu. Tapi ternyata bukan. Jadi, 600 halaman itu nggak kerasa bisa kebaca sampai selesai.
Kalo melihat dari penggambaran tokohnya, Max Mingus cocok banget diperankan oleh Jason Statham. Kepalanya botak, badannya nggak begitu besar, terus genre thriller misteri aksi juga sih, jadi saya nggak kebayang aktor lain selain Om ini wkwk. Sayangnya, saya cek-cek di Google sepertinya buku ini masih belum ada adaptasi dalam bentuk film.
Voodoo mendapatkan beberapa penghargaan, di antaranya:
1. WINNER OF THE INTERNATIONAL THRILLER WRITERS AWARD FOR BEST FIRST NOVEL 2007
2. WINNER OF THE CRIME WRITES ASSOCIATION IAN FLEMING STEEL DAGGER 2006
3. WINNER OF THE MACAVITY AWARD FOR BEST FIRST NOVEL 2007
Jadi, ini adalah novel debut Bang Nick Stone. Wahh, keren parah, bro! Terus kalo lihat-lihat di Google, novel ini ternyata trilogi. Untuk buku yang kedua berjudul The King of Swords dan yang ketiga adalah Voodoo Eyes. Sebenarnya saya merasa masih ada hal yang belum terselesaikan sampai akhir cerita, tapi saya cukup puas dengan ending-nya. Mungkin di buku kedua dan ketiganya akan membahas hal lain namun masih berkaitan dengan salah satu tokoh di buku pertama ini.
Saya akan kasih rate bintang 10 karena emang seseru itu! By the way, ini novel lama terbitan tahun 2008. Mungkin kalo mau cari baru agak susah ya. Jadi, paling coba cari-cari di lapak pre-loved siapa tau masih dapat yang bagus.
Credit Photo: Personal Collection by Me (Nira Kunea)