Pages

  • Home
  • BOOK REVIEW
  • FILM
  • MUSIC
  • TRAVEL
  • GAME
  • KULINER
Facebook Instagram Google + E-mail

Dream Liner


Sewu Dino, yang berarti 1000 hari, merupakan sebuah santet kuno yang konon bisa melenyapkan satu trah keluarga. Santet Sewu Dino adalah santet yang tidak sembarang orang mau melakukannya. Selain mendatangkan petaka, bila seseorang gagal menunaikan santet tersebut, maka harus dibayar mahal dengan nyawa seluruh keturunannya. Kurang lebih begitulah penjelasan mengenai santet Sewu Dino di akun Twitter pribadi milik SimpleMan. 

Yup, selain KKN Desa Penari, ternyata SimpleMan mempunyai thread horor lainnya loh! Salah satunya berjudul Sewu Dino. Karena penasaran dan lagi males scroll HP, jadi melipir ke Gramedia aja deh beli versi cetaknya sambil cuci mata, xixixi. 

Judul: Sewu Dino
Penulis: Simpleman
Penerbit:Bukune
Cetakan Pertama: 2019
Tebal: 236 hlm.
Harga: IDR 82.500 (P. Jawa, May 2022)

"Di dalam ruangan inilah nanti kamu bekerja," ucap Mbah Tamin sambil membuka pintu. Seketika, bau busuk langsung tercium. Sri mematung. Di depannya terbujur seorang perempuan, dikurung dalam kerangka keranda mayat. Tubuhnya kurus dan pucat. Badannya dipenuhi borok dan nanah. Tak hanya itu, perutnya juga besar seperti orang hamil. 

Tidak peduli Sri yang ketakutan, Mbah Tamin melanjutkan penjelasannya, "Dia adalah Dela Atmojo, anak yang harus kamu rawat sampai waktunya tiba. Ia dikirimi kutukan santet sewu dino. Santet yang sudah merenggut nyawa hampir seluruh anggota keluarga Atmojo!" 

Kisah bermula dari seseorang yang bernama Sri. Sri tinggal di sebuah desa dan bekerja sebagai penjaga warung makan. Suatu hari, Sri ingin mencari pekerjaan lain untuk membantu ekonomi keluarganya. Dari situlah dia mulai mengirimkan berkas-berkas lamaran ke beberapa lowongan. Lewat bantuan Mbak Menik, salah satu tetangganya, akhirnya Sri mendapatkan panggilan interview untuk menjadi pembantu rumah tangga. 

Saat interview berlangsung, tak banyak yang ditanyakan oleh tim interview. Hanya menanyakan tanggal lahir dalam tanggalan Jawa. Dari sini sebenarnya Sri sudah merasakan keanehan karena dia langsung diterima. Namun, mengingat besarnya gaji yang dijanjikan oleh keluarga Atmojo (gaji awal sepuluh juta dan yang dijanjikan oleh keluarga Atmojo adalah dua kali lipatnya) dia jadi berpikir dua kali dan siap menanggung semua konsekuensi. 

Tokoh Sri ini, cukup berani dan cenderung kepo kalau kata anak muda jaman sekarang. Dia ingin tahu banyak mengenai apa yang sebenarnya terjadi, apa yang telah dilakukan keluarga Atmojo hingga mereka dikirimi santet Sewu Dino. 

Asli sih, novel ini bikin penasaran parah. Buka halaman pertama di jam setengah dua belas malam dan nggak bisa berhenti baca sampai akhirnya selesai di jam dua pagi padahal paginya kerja, hahaha. Memang, cerita di setiap halaman bikin enggan meletakkan bukunya sebelum selesai. Teka-teki, horor dan tegangnya berasa banget. Sampe dua hari setelahnya mau ke kamar mandi sendiri nggak berani, cok. Wkwkwk. 

[ Ilustrasi Rumah di Tengah Hutan ]

Di buku ini sebenarnya sudah ketahuan pihak mana yang antagonis. Namun, framing-nya dibuat seolah keluarga Kuncoro (pihak yang mengirim santet Sewu Dino) yang jahat, karena di masyarakat, keluarga Atmojo lebih dikenal. Di awal sudah dijelaskan bahwa santet Sewu Dino tidak akan dilakukan oleh sembarang orang karena harus dibayar dengan nyawa seluruh keturunannya apabila gagal ditunaikan. Jadi, si Pengirim santet ini tentunya memiliki dendam yang sudah tak terkira besarnya sehingga mau melakukan santet Sewu Dino. 

Seriusan sih, praktik santet-menyantet ini sangat kejam dan ngeri banget karena bisa melenyapkan satu keluarga bahkan sampai keturunan terakhirnya! Kalau ini memang beneran kisah nyata, yah nggak menutup kemungkinan sih kalau cerita ini nyata, karena ada banyak hal-hal di dunia ini yang tidak kita tau. Wallahu alam. 

Kadang saya sempat berpikir, apa tidak bisa kita hidup berdampingan dengan damai tanpa harus ada pertumpahan darah demi kedudukan/ pandangan yang tinggi di masyarakat. Karena pihak yang kalah, keturunannya akan benar-benar habis. Merinding banget, cuy. By the way, spoiler dikit, di buku ini di beberapa bagian ada adegan gore-nya walau nggak terlalu parah. Cuman ya, bagi saya itu lumayan disturbing. 

At least, novel ini bagus. Gaya penceritaannya juga nggak kaku, mengalir sampai-sampai kayak kebawa masuk ke dalam ceritanya. Hanya saja, di beberapa part akhir, sepertinya editor-nya ada salah pengetikan nama dan bikin saya cukup bingung, wkwk. 

Saya kasih rate 8.5/10 untuk buku ini. Bukan hanya karena saya pencinta horor, tapi karena keberhasilan Simpleman menghadirkan suasana mencekam saat membaca bukunya. Ngeri abiezz. 
Next, mungkin akan lanjut baca Janur Ireng karena masih penasaran cerita dari sudut pandang keluarga Kuncoro. 

Credit Photo:
1. Personal collection & design by Me - Nira Kunea
2. Photo from Canva

Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Newer Posts
Older Posts

ABOUT ME

About Me
Films maniac who loves smell of lemons and earth after the rain. Read horror stories and do lettering.

Popular Post

  • Resep-resep Unik in Game LifeAfter
    Udah pada tau game LifeAfter belom? Yup, di postingan sebelumnya, saya udah menceritakan tentang beberapa keunikan dan apa saja yang b...
  • Confessions, Kegilaan di Setiap Pengakuan
    Judul : Confessions Judul asli : Kokuhaku Penulis : Minato Kanae Penerjemah : Clara Canceriana, Andry Setiawan Cetakan Pertama : ...
  • 10 Lagu Lawas Ini Dijamin Bikin Kamu Merasa Balik ke Masa Lalu!
    Yuhuuu, karena bosan sama playlist yang itu-itu mulu, saya akhirnya mencoba untuk mencari-cari lagu-lagu lama. Lagu saat SD, SMP, poko...
  • Catatan Liburan di Taman Safari, Bogor
    Pokoknya, jalan-jalan emang nggak ada matinya. Seperti yang saya alami bersama dengan rekan-rekan kerja satu tim, akhir April lalu. Kam...
  • It's Not Just A Hobby, It's Life!
    Sampai sekarang, bahkan ketika saya merasa ada hobi-hobi lain yang lebih nge-hits dan kekinian, seperti traveling, kuliner, d...

Categories

Books Budaya Festival Film Foods Game Giveaway Hobby Indonesian Book Indonesian Film Jakarta Jejepangan K-Drama Kuliner Music Notes Novel One Ok Rock Place To Eat Review Romance Teenlit Tips & Tricks Travel True Story Visual Kei What to Eat Wisata Wonogiri Writing

Recent Post

    Blog Archive

    • ►  2025 (4)
      • June 2025 (1)
      • May 2025 (1)
      • April 2025 (1)
      • March 2025 (1)
    • ►  2024 (5)
      • November 2024 (1)
      • September 2024 (2)
      • March 2024 (1)
      • January 2024 (1)
    • ►  2023 (9)
      • October 2023 (1)
      • September 2023 (2)
      • August 2023 (1)
      • June 2023 (1)
      • May 2023 (1)
      • March 2023 (1)
      • February 2023 (1)
      • January 2023 (1)
    • ▼  2022 (9)
      • November 2022 (1)
      • October 2022 (1)
      • September 2022 (1)
      • August 2022 (1)
      • July 2022 (1)
      • June 2022 (1)
      • May 2022 (1)
      • March 2022 (1)
      • January 2022 (1)
    • ►  2021 (6)
      • November 2021 (1)
      • October 2021 (1)
      • September 2021 (1)
      • July 2021 (1)
      • April 2021 (1)
      • February 2021 (1)
    • ►  2020 (5)
      • December 2020 (1)
      • October 2020 (1)
      • June 2020 (1)
      • April 2020 (1)
      • February 2020 (1)
    • ►  2019 (7)
      • December 2019 (1)
      • October 2019 (1)
      • September 2019 (1)
      • August 2019 (1)
      • June 2019 (1)
      • March 2019 (1)
      • January 2019 (1)
    • ►  2018 (4)
      • September 2018 (1)
      • April 2018 (1)
      • February 2018 (1)
      • January 2018 (1)
    • ►  2017 (10)
      • December 2017 (1)
      • November 2017 (1)
      • October 2017 (1)
      • September 2017 (1)
      • August 2017 (2)
      • July 2017 (1)
      • May 2017 (1)
      • March 2017 (1)
      • February 2017 (1)
    • ►  2016 (14)
      • December 2016 (1)
      • November 2016 (2)
      • October 2016 (2)
      • August 2016 (2)
      • July 2016 (1)
      • June 2016 (1)
      • May 2016 (1)
      • April 2016 (2)
      • March 2016 (2)

    Follow My Blog

    Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates