Pages

  • Home
  • BOOK REVIEW
  • FILM
  • MUSIC
  • TRAVEL
  • GAME
  • KULINER
Facebook Instagram Google + E-mail

Dream Liner


A Quiet Place, adalah sebuah film horor Amerika yang disutradai oleh John Krasinski berdasar cerita yang ditulis oleh Bryan Woods dan Scott Beck. Film ini rilis di Indonesia pada tanggal 03 April 2018 dengan pemeran utamanya, John Krasinski, Emily Blunt, Millie Simmonds dan Noah Jupe. 

Potongan film A Quiet Place terus berseliweran di FYP TikTok saya (anak TikTok nih, guys, wkwk). Jadi, karena penasaran, akhirnya saya berniat untuk menonton versi lengkapnya. Walaupun tahun rilis untuk film pertamanya adalah tahun 2018, film ini masih worth it untuk ditonton. 

A Quiet Place menggambarkan dunia pasca-apokaliptik yang dihuni oleh monster buta, namun memiliki pendengaran yang sangat tajam. Suara sekecil apapun akan mengundang monster tersebut. Sampai-sampai, mereka yang masih bertahan hidup, harus berkomunikasi menggunakan bahasa isyarat, berjalan tanpa alas kaki, dan makan menggunakan daun. 

Film ini nggak menggambarkan awal mula teror dimulai, namun lebih kepada cara bertahan hidup di dunia yang penuh dengan monster. Pada awalnya, kehidupan di dalam film ini berjalan lancar-lancar aja. Pergi ke sungai menangkap ikan, mengumpulkan informasi tentang monster, masak, makan, sampai main monopoli. Namun, masalah dimulai ketika Emily Blunt yang mengandung anak keempatnya, sudah memasuki masa kelahiran dan tidak ada seorang pun di rumah. 

Sejauh ini, belum ada plot twist yang ditemukan di film pertama, alurnya mengalir begitu saja. Suasana film juga sangat hening. Pas pertama nonton, saya udah pasang speaker dengan volume full, tapi tetap hening. Saya pikir speaker-nya rusak, ternyata memang film-nya yang minim suara. Haha. 

Film tentang apocalypse, memang selalu berhasil membuat ketegangan bagi para penontonnya. Begitu juga dengan A Quiet Place. Karena keheningannya, beberapa jump scare di film ini, sukses membuat saya kaget sampai deg-degan. Hati-hati bagi yang mau nonton di malam hari ya, ada suara dikit bakalan bikin parno, wkwk. 

John Krasinski, sutradara sekaligus pemeran Lee Abbott ternyata adalah suami dari Emily Blunt. Saya baru tahu, ketika membaca review tentang film ini. Pemeran Megan Abbott, Millie Simmonds yang di dalam film diceritakan tunarungu, ternyata tunarungu beneran. Katanya, John dan Emily, belajar bahasa isyarat dari Millie. 

Rate 8.5 dari saya untuk A Quiet Place karena atmosfer horor dan jump scare-nya yang oke banget. Jadi, mau lanjut nonton A Quiet Place 2? 


Sumber gambar:
https://www.kapanlagi.com/showbiz/film/internasional/sinopsis-a-quiet-place-bertahan-hidup-dalam-keheningan-sampai-kapan-24ec19.html
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar


Steak merupakan salah satu hidangan yang terbuat dari daging. Dalam bahasa Skandinavia, steak atau "steik" memiliki arti irisan daging tebal yang dipanggang (The Oxford English Dictionary). Pada awalnya, steak terbuat dari daging rusa. Namun, karena di beberapa negara tertentu daging rusa sangat sulit untuk dijumpai, maka daging rusa ini diganti dengan daging lain seperti daging sapi, kambing, babi, ayam bahkan ikan. Sebuah sumber menyatakan, bahwa steak sapi diperkenalkan oleh bangsa Spanyol ke Meksiko pada tahun 1540. 

Ada lima tingkat kematangan untuk daging steak. Yaitu, tingkat rare (hanya matang di luar tapi masih mentah di dalam), medium rare (tingkat kematangan 40%), medium (tingkat kematangan 60%), medium well (tingkat kematangan 80% atau sudah hampir matang), well done (sudah matang). Daging steak biasanya dimasak menggunakan mentega, merica, garam, serta rempah-rempah berupa tyhme, oregano, atau bawang putih. Dan disajikan bersama dengan sayuran rebus seperti jagung, brokoli, wortel, buncis, tambahan karbohidrat berupa kentang goreng atau mash potato dan aneka saus (BBQ, lada hitam, keju, dll). 

Ngomong-ngomong tentang steak, ternyata, nggak begitu jauh dari tempat kerja, ada satu resto steak yang lumayan enak, bertajuk Dunia Steak. Karena saya nggak begitu sering main ke lokasi sekitaran tempat itu, jadi telat deh taunya, xixixi. Beberapa waktu lalu, setelah seharian jalan-jalan, saya dan doi menyempatkan diri untuk mampir ke Dunia Steak. 

Dunia Steak menawarkan menu yang beragam. Ada steak sapi (tenderloin, sirloin, rib eye), steak ayam, crispy steak, spaghetti, nasi goreng, aneka snack dan salad serta varian minuman yang cukup banyak. Jadi, buat yang nggak suka steak, ada menu makanan lain yang bisa kalian pesan ~


[ Foto 1. Interior Design, Foto 2. Crispy Chicken Steak, Foto 3. Onion Rings ]
Karena nggak begitu suka daging sapi, akhirnya saya dan doi memesan Crispy Chicken Steak, Onion Rings dan es teh manis serta es lemonade. Crispy Chicken Steak ini berupa ayam fillet yang dibalur dengan tepung crispy, disiram dengan saus barbekyu dan disajikan di atas hot plate. Daging ayamnya empuk dan juicy, sausnya enak banget. Tapi sayang, kurang melimpah, wkwk. Mixed vegetables-nya berupa wortel dan buncis yang dipotong dadu, jagung rebus dan kentang goreng. 

Onion Rings-nya juga nggak kalah lezat. Rasa khas bawang bombay berpadu dengan gurihnya tepung crispy. Apalagi dicocol dengan saus sambal. Hmm, yang berbau crispy-crispy memang tidak mengecewakan ya, ges. 

Suasana di Dunia Steak santai dan agak-agak bernuansa vintage gitu. Pegawainya ramah-ramah. Ada satu televisi berukuran lumayan lebar di sudut ruangan. Kayaknya buat nobar enak juga, hihi. Di sudut kiri ada satu ruangan berpintu yang dindingnya ada wallpaper Menara Eiffel. Cocok buat kalian yang mau foto-foto untuk bahan feed atau story. 

Untuk harga, menurut saya pas di kantong. 120k untuk dua sajian utama, satu snack dan dua minuman, worth it lah ya, dicoba di awal bulan, xixixi. Buat kalian yang nyari tempat nongkrong yang asik dengan aneka camilan dan makanan enak, tempat ini bisa jadi satu pilihan yang bagus!

Lokasi: Jl. Dr. Muwardi I No.40, RT.1/RW.4, Grogol, Kec. Grogol petamburan, Kota Jakarta Barat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 11450

*Credit Photo 
Personal Collection by Me (Nira Kunea)

*Sumber:
1. https://pergikuliner.com/blog/asal-usul-sejarah-steak-yang-jadi-favorit-menu-makan-malam
2. https://www.tribunnewswiki.com/2021/07/20/steak-steik
3. https://steakysteve.com/history-of-daging-steak/
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar

Pernah main game simulasi? Yup, pasti kalian sudah tidak asing dengan The Sims, Design Home atau yang berbasis simulasi kehidupan seperti Harvest Moon. Karena sudah bosan main game yang itu-itu saja, akhirnya saya menemukan salah satu game bertajuk Family Farm Adventure. Sepertinya, karena terlalu banyak nonton iklan dari game tersebut, saya jadi penasaran dan memutuskan untuk download dan mencoba memainkannya. 

Awal main game besutan Century Games ini, saya merasa ini adalah game buat anak kecil, wkwk. Karena grafiknya mirip kartun dan tokohnya imut-imut gitu. Namun, makin ke sini saya jadi keasyikan main dan ingin membangun "kota" saya sendiri. 

Oke, bagi kalian yang lagi cari game-game santuy yang nggak menguras emosi seperti game sebelah (coba tebak, game yang mana, haha), Family Farm Adventure bisa menjadi salah satu pilihan yang menarik. Saya akan membagikan sedikit pengalaman saya tentang game ini beserta plus minusnya. 

Tutorial game ini mudah banget dimengerti oleh orang dewasa. Waktu itu saya pakai Bahasa Inggris (yah, sekalian belajar Bahasa Inggris yekan), tapi bagi yang nggak familiar sama Bahasa Inggris, game ini juga tersedia dalam Bahasa Indonesia juga, kok. 

Berikut beberapa kelebihan yang saya suka dari game ini: 

1. Memiliki farm yang cukup luas. 

Jadi, setiap user akan memiliki satu lahan yang digunakan untuk tempat berkebun, membangun pabrik dan memproduksi barang-barang serta makanan. Lahan ini letaknya di tepi pantai, jadi kelihatannya kayak kita lagi bangun kota wisata di pinggiran pantai. Asyik banget, kan? Namun, kekurangannya adalah, untuk memperluas lahan diperlukan tools yang lumayan banyak, jadi harus sabar ya, kawan-kawan. 

2. Map yang luas dan beraneka ragam untuk berpetualang. 

Setiap kita masuk ke map yang baru untuk berpetualang mencari rare items, map tersebut akan berbentuk seperti awan. Untuk membukanya diperlukan energi. Setiap 1 menit 30 detik akan mendapatkan free 1 energi. Farm bisa menampung maksimal 60 energi. Jadi, harus sering-sering login untuk bisa membuka lebih banyak map. Walaupun begitu, grafik dari setiap map cukup variatif dan satisfying. 

3. Ada banyak cara untuk mengumpulkan energi. 

Selain menunggu free energi, ada beberapa cara lain untuk mendapatkan energi. Di antaranya adalah dengan membuat jus buah, rainbow juice, kopi, bermain di truck machine game (House of Games) dan menukar permen di mesin Cauldron. 
  • Membuat jus buah di Juice Bar. Buah-buahan bisa didapat ketika kita menebang pohon di map lain atau membersihkan rumput-rumput. 
  • Membuat kopi dan rainbow juice di Campfire. Kopi bisa didapat ketika menebang pohon kopi di map lain. Membuat rainbow juice harus menggunakan Candy Beans, Candy Beans bisa didapatkan ketika beternak (kambing, ayam, lebah) di lahan farm.
  • Di Family Farm ada yang namanya Order Boards, jadi di Order Boards ini berisi beberapa pesanan, entah itu makanan atau rare items. Kalau berhasil memenuhi Order Boards, kita bisa mendapatkan permen dan kue yang bisa ditukar dengan energi di mesin Cauldron. 
  • Bermain di House of Games. Di Family Farm, bentuknya seperti truck mainan. Nah, nantinya ada permainan di mana reward-nya berupa energi. 


[ Foto 2: Pohon Kopi, Foto 3: Klik Harta Karun untuk dapat Candy Beans, Foto 4: Order Board ] 

4. Event Calendar berupa Map Exploration. 

Pada dasarnya, setiap game memiliki event untuk menarik banyak player. Family Farm yang berbasis petualangan ini pun juga begitu. Sejauh ini, event yang sering diadakan adalah Map Exploration. Jadi, event-nya berupa map yang hanya akan terbuka pada kurun waktu tertentu dan kita harus menyelesaikan quest-quest yang ada di map tersebut. Rata-rata hadiahnya adalah decoration yang bisa kita gunakan untuk mempercantik lahan farm.

Event Map Exploration ini tentunya akan membuat para player excited (termasuk saya, wkwk). Karena pada event map ini biasanya ada story baru dan grafik baru yang bikin penasaran. Apalagi kalau rewards decoration-nya bagus. 


[ Foto 5 & 6: Event Map Exploration ]

Itu dia beberapa hal seru yang mungkin bisa jadi bahan pertimbangan kalau kamu ingin download game ini. Menurut saya kekurangannya hanya pada energi. Energi yang dipakai boros banget, jadi kalau ingin membuka lebih banyak map, harus sering-sering login. 

Apabila kamu punya pertanyaan atau ingin sharing bareng mengenai game ini, boleh tinggalkan komentar di bawah, ya ~

Credit Photo : Personal Collection by Me (Nira Kunea)
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar

Misteri Bilik Korek Api, merupakan salah satu novel horor karya Ruwi Meita. Setelah baca Carmine (Noura Books, 2018) dan cerpennya di buku Anjana (Moka Media, 2019) serta di buku Friend (AT Press, 2021) sepertinya saya mulai tertarik membaca karya-karya Mbak Ruwi Meita yang lain. Tak lain dan tak bukan adalah, karena karya-karya beliau, kebanyakan ber-genre horror dan thriller. Ahh, kedua genre itu merupakan genre yang paling saya cari, wkwk. 

Judul: Misteri Bilik Korek Api
Penulis: Ruwi Meita
Penerbit:Grasindo
Cetakan Pertama: 2017
Tebal: 238 hlm.


Sejak bayi, Sunday tinggal di panti asuhan sehingga dia sama sekali buta dengan Ambon, daerah asalnya. Sampai Emola datang, lalu mengingatkan Sunday dengan asal-usulnya yang samar. 

Suatu hari, mereka menemukan bilik penuh tempelan korek api saat pindah di panti asuhan yang baru. Sejak saat itu, kecelakaan demi kecelakaan menimpa teman-teman sekamar Sunday. Sunday mencurigai Emola berkaitan dengan semua kesialan yang terjadi, Bagaimana tidak? Emola memiliki kepribadian yang misterius, minim bicara dan hanya mendendangkan lagu daerah asalnya sambil menggenggam bandul kalung yang dibungkus kain putih. 

Satu biji ketumbar, dua biji gardamu, 
Siapa yang pegang batu, dia jadi semut
Cabu ruku rukuku
Cabu ruku rukuku

Lalu, siapa giliran berikutnya yang bakal celaka?

Dia? 
Mereka?
Kamu?

Sunday, bersama dengan keempat temannya, Linda, Cika, Berli dan Kiki akan pindah ke panti asuhan baru yang berlokasi di Yogyakarta. Sebelumnya, mereka tinggal di panti asuhan di daerah Klaten. Di tempat yang baru nanti lebih dekat dengan gedung TK dan SD milik yayasan. Sehingga, anak-anak yang berusia di bawah 13 tahun, akan dibawa pindah ke tempat yang baru. Sementara anak-anak yang jauh lebih besar tetap tinggal di panti asuhan lama. 

Namun, bagi Sunday adalah pengecualian. Walaupun dia sudah SMA, dia ikut pindah karena kemampuannya mengurus anak-anak lain. Kepindahan tersebut juga memudahkan Sunday untuk bersekolah. Sebelum pindah, Sunday harus bolak-balik Klaten-Yogya karena sekolahnya berada di Yogya. 

Selain Sunday, ada Emola, anak yang baru dua minggu masuk ke panti asuhan. Emola sudah 14 tahun, tapi ikut pindah karena menurut Bu Kristin (pengurus yayasan), Emola butuh tempat yang cocok untuk menyembuhkan traumanya. 

Kepribadian Emola memang sangat misterius. Dia jarang sekali bicara dengan teman-temannya. Bahkan, ketika ditanya, dia hanya diam saja sambil memegang bandul kalungnya yang dibungkus oleh kain putih. 

Sifat teman-teman Sunday memang beragam. Ada yang usil, ada yang tidak bisa diam, ada yang judes, wkwk. Ada yang kalem juga, sih. Namanya juga anak-anak. Ketika mereka pindah ke kamar yang baru, mereka menemukan sebuah bilik rahasia yang penuh dengan tempelan korek api. Korek api itu masih bagus dan bisa digunakan. Namun, setelah penemuan bilik rahasia itu, kecelakaan-kecelakaan misterius pun menimpa teman-teman Sunday. Awalnya, Sunday mengira, hal itu ada hubungannya dengan Emola. Tapi, ternyata perkiraannya salah. 

Dari sinilah, perjalanan Sunday mengungkap rahasia bilik itu pun dimulai. Sunday, bersama teman SMA-nya, Nugi, bekerja sama untuk menemukan jawaban atas semua kecelakaan yang terjadi. 



[ Pict 2. Gambar Depan Korek Api The Palmtree ] 

Novel ini, jujur saja membuat saya nostalgia ke masa kecil. Saat membahas bungkus korek api, saya jadi ingat dulu banget suka banget mainan korek api. The Palmtree adalah nama korek tersebut. Di bagian depan ada gambar seorang laki-laki berkulit hitam, memikul gentong sambil membawa arit, sedangkan background-nya adalah pepohonan palem. "Safety Match" adalah kata yang sering saya baca-baca waktu itu, dulu mah saya nggak tahu artinya, hihihi. Ciri khas lain adalah bungkus bagian belakangnya yang berwarna kuning dengan bulatan-bulatan seperti koin. Dan tulisan yang bisa saya baca hanyalah Jonkopings, wkwk. 

Ada dua point of view yang disajikan oleh Mbak Ruwi Meita. Yaitu POV Sunday dan POV Emola. Jadi, di sini kita seperti diajak berpikir dan merasa oleh dua tokoh yang berbeda. Pengembangan karakternya bagus. Saya bisa benar-benar merasa kesal pada satu tokoh. Hanya saja, kesan horor di buku ini menurut saya agak kurang. Namun, plot twist-nya benar-benar dapat. Saya dibuat kecele karena ternyata pelakunya bukan seperti yang saya pikirkan. 

Rating: 7/10. 

Credit Photo:
1. Personal collection & design by Me - Nira Kunea
2. Pict. 2 - Facebook Maiyahngawi



 

Share
Tweet
Pin
Share
No komentar

Beberapa saat yang lalu, saat sibuk scroll Tiktok, muncul potongan sebuah film berlatar rumah susun yang agak jadul dari laman Netflix Indonesia. Saya langsung ingat, ini adalah salah satu film yang pengen banget saya tonton, tapi lupa wkwk. Thanks, Tiktok. Akhirnya saya bisa mengingat kembali dan kemudian memutuskan untuk segera nonton!

Film Fiksi merupakan sebuah film ber-genre drama dan psikologi-thriller yang rilis pada tahun 2008. Hmm, sudah empat belas tahun yang lalu. Film garapan Mouly Surya dan Joko Anwar ini dibintangi oleh Ladya Cheryl, Donny Alamsyah dan Kinaryosih. Mengisahkan tentang kehidupan di rumah susun daerah Jakarta yang diwarnai oleh karakter-karakter unik dari mata seorang perempuan yang sedang terobsesi oleh cinta dan rela melakukan apa saja untuk mendapatkan cintanya. 

Alisha (Ladya Cheryl) adalah seorang anak yang menderita tekanan mental karena saat kecil menyaksikan ibu kandungnya (Inong) bunuh diri dengan pistol milik ayahnya. Pistol tersebut sebenarnya akan digunakan ayah Alisha (Soultan Saladin) untuk membunuh Inong demi wanita lain. Sejak saat itu, Alisha merasa memiliki dunianya sendiri di balik rumah mewah ayahnya. Dia hanya berinteraksi dengan pengurus rumah, Bu Tuti (Rina Hassim) dan sopir sekaligus penjaga pribadinya, Pak Bambang (Egi Fedly). Alisha memiliki keahlian untuk memainkan cello, sebagai hiburan serta pengusir rasa sepi. 

Suatu hari, seorang lelaki bernama Bari (Doni Alamsyah) menggantikan seorang pekerja untuk membersihkan kolam renang di rumah Alisha. Alisha yang selama ini hanya berinteraksi dengan sedikit orang, merasa tertarik dengan Bari dan diam-diam memperhatikan lelaki tersebut. Ketika Bari sudah tidak bekerja, dengan diantar Pak Bambang, Alisha pergi ke Blok S dan melihat Bari di sana. Alisha kemudian mengikuti Bari sampai ke rumah susun. Ternyata Bari tinggal bersama dengan pacarnya, Renta (Kinaryosih). Alisha kemudian memperhatikan bahwa unit di sebelah unit yang ditinggali Bari kosong dan sedang mencari penyewa. 

Malam itu, setelah merenung, Alisha memutuskan untuk pindah diam-diam ke unit kosong tersebut. Dengan membawa koper dan cello miliknya, dia berhasil menipu Pak Bambang dan pergi ke rumah susun. 

Alisha memulai kehidupan di rumah susun menggunakan nama samaran, Mia. Dia kemudian berkenalan dengan Bari dan Renta. Lambat laun, bibit persahabatan muncul di antara ketiganya. Setiap malam, Alisha mendengar berbagai suara dari kamar Bari dan Renta. Cinta, marah, senang dan (you know-lah, ya, wkwk). 

Pada suatu kesempatan, Bari mengajak Alisha untuk berkeliling rumah susun. Ini merupakan penggalan film yang saya lihat di Tiktok. Dan memang pas banget untuk menarik perhatian penonton. Setiap lantai rumah susun tersebut dihuni oleh berbagai karakter dari kalangan yang berbeda. Kurang lebih seperti ini susunannya: 

1. Lantai 1 - pusat bisnis dan kebutuhan sehari-hari bagi penghuni rumah susun (ada salon, wartel, toko, dll). 
2. Lantai 2 - dihuni oleh warga-warga biasa. 
3. Lantai 3 - dihuni oleh waria dan transeksual. 
4. Lantai 4 - dihuni oleh pelacur kelas atas dengan kliennya para pejabat dan eksekutif. 
5. Lantai 5 - dihuni oleh pengedar narkoba yang sudah terkenal di sekitarnya. 
6. Lantai 6 - dihuni oleh para pekerja kantoran dan mahasiswa. 
7. Lantai 7 - dihuni oleh kaum gay, setiap Jum'at malam, mereka mengadakan pesta. 
8. Lantai 8 - dihuni oleh para istri simpanan, mereka tinggal di lantai atas agar keberadaannya tak mudah diketahui. 
9. Lantai 9 - lantai 9 ini dibiarkan kosong karena banyak kisah-kisah mistis yang beredar. 

Setelah kejadian itu, mereka menjadi dekat dan akhirnya diketahui bahwa Bari merupakan seorang penulis. Banyak cerita-cerita Bari yang mengangkat kehidupan di rumah susun, namun tak terselesaikan karena Bari bimbang dengan ending apa yang harus dia gunakan. Bari bingung karena sumber inspirasi tulisannya merupakan orang-orang yang masih hidup dan hidup mereka masih berjalan. Mulai dari sinilah, Alisha mulai mengaburkan batas antara realita dan fiksi. Dia bertekad untuk menciptakan akhir dari setiap kisah yang ditulis Bari.

Jujur aja, film ini berhasil mengaduk-aduk perasaan saya. Saya merasa hidup Alisha itu benar-benar hampa dan kosong, nggak punya teman. Kehidupannya hanya sebatas di dalam rumah mewah milik ayahnya. Ketika ada seseorang datang, akhirnya dia menjadi terobsesi dengan orang tersebut dan rela untuk melakukan apa saja. Walaupun dengan menyakiti atau bahkan membunuh orang lain. 

Pengambilan setting di rumah susun dan karakter-karakternya yang beragam juga terasa dekat dengan kehidupan di sekitar kita. FYI, walaupun ini film ber-genre thriller, tapi minim darah ataupun adegan-adegan sadis, ya. Jadi, aman banget bagi yang awalnya ragu mau nonton karena takut ada kejadian-kejadian seram di film, wkwk. 

Akting Ladya Cheryl juga keren parah. Dia bisa berperan jadi Alisha yang polos sekaligus jadi Mia yang sadis dan tak berperasaan. Oh ya, pertama kali lihat Ladya Cheryl itu di MV-nya Peterpan, Tak Ada yang Abadi. Emang kayaknya doi cocok untuk dapat peran diem-diem psiko. Lawan mainnya, Donny Alamsyah pun nggak kalah kece. Selama ini mungkin dia terkenal main di film laga kayak The Raid, Merantau ataupun Merah Putih. Namun, aktingnya di film drama ini juga oke punya. Dengan rambut gondrong, postur tubuh yang macho serta kepribadiannya yang friendly, ya pantes aja Alisha terobsesi sama ini orang, wkwk. 

Film ini saya kasih 9/10. Serius, selesai nonton tuh masih kayak kebayang-bayang Alisha sampe beberapa hari, wkwk. Bahkan, saya sempat menitikkan air mata saat nonton filmnya. Nggak salah sih film ini jadi pemenang di Festival Film Indonesia 2008. Yuk, buat yang penasaran gimana akhir kisah Alisha, Bari dan Renta, tonton film Fiksi! Tersedia di Netflix juga ya, guys ~

*Sumber gambar:
https://www.liputan6.com/on-off/read/4688578/nonton-fiksi-di-vidio-film-bertema-thriller-psikologi-karya-mouly-surya-dan-joko-anwar


Share
Tweet
Pin
Share
No komentar

Sewu Dino, yang berarti 1000 hari, merupakan sebuah santet kuno yang konon bisa melenyapkan satu trah keluarga. Santet Sewu Dino adalah santet yang tidak sembarang orang mau melakukannya. Selain mendatangkan petaka, bila seseorang gagal menunaikan santet tersebut, maka harus dibayar mahal dengan nyawa seluruh keturunannya. Kurang lebih begitulah penjelasan mengenai santet Sewu Dino di akun Twitter pribadi milik SimpleMan. 

Yup, selain KKN Desa Penari, ternyata SimpleMan mempunyai thread horor lainnya loh! Salah satunya berjudul Sewu Dino. Karena penasaran dan lagi males scroll HP, jadi melipir ke Gramedia aja deh beli versi cetaknya sambil cuci mata, xixixi. 

Judul: Sewu Dino
Penulis: Simpleman
Penerbit:Bukune
Cetakan Pertama: 2019
Tebal: 236 hlm.
Harga: IDR 82.500 (P. Jawa, May 2022)

"Di dalam ruangan inilah nanti kamu bekerja," ucap Mbah Tamin sambil membuka pintu. Seketika, bau busuk langsung tercium. Sri mematung. Di depannya terbujur seorang perempuan, dikurung dalam kerangka keranda mayat. Tubuhnya kurus dan pucat. Badannya dipenuhi borok dan nanah. Tak hanya itu, perutnya juga besar seperti orang hamil. 

Tidak peduli Sri yang ketakutan, Mbah Tamin melanjutkan penjelasannya, "Dia adalah Dela Atmojo, anak yang harus kamu rawat sampai waktunya tiba. Ia dikirimi kutukan santet sewu dino. Santet yang sudah merenggut nyawa hampir seluruh anggota keluarga Atmojo!" 

Kisah bermula dari seseorang yang bernama Sri. Sri tinggal di sebuah desa dan bekerja sebagai penjaga warung makan. Suatu hari, Sri ingin mencari pekerjaan lain untuk membantu ekonomi keluarganya. Dari situlah dia mulai mengirimkan berkas-berkas lamaran ke beberapa lowongan. Lewat bantuan Mbak Menik, salah satu tetangganya, akhirnya Sri mendapatkan panggilan interview untuk menjadi pembantu rumah tangga. 

Saat interview berlangsung, tak banyak yang ditanyakan oleh tim interview. Hanya menanyakan tanggal lahir dalam tanggalan Jawa. Dari sini sebenarnya Sri sudah merasakan keanehan karena dia langsung diterima. Namun, mengingat besarnya gaji yang dijanjikan oleh keluarga Atmojo (gaji awal sepuluh juta dan yang dijanjikan oleh keluarga Atmojo adalah dua kali lipatnya) dia jadi berpikir dua kali dan siap menanggung semua konsekuensi. 

Tokoh Sri ini, cukup berani dan cenderung kepo kalau kata anak muda jaman sekarang. Dia ingin tahu banyak mengenai apa yang sebenarnya terjadi, apa yang telah dilakukan keluarga Atmojo hingga mereka dikirimi santet Sewu Dino. 

Asli sih, novel ini bikin penasaran parah. Buka halaman pertama di jam setengah dua belas malam dan nggak bisa berhenti baca sampai akhirnya selesai di jam dua pagi padahal paginya kerja, hahaha. Memang, cerita di setiap halaman bikin enggan meletakkan bukunya sebelum selesai. Teka-teki, horor dan tegangnya berasa banget. Sampe dua hari setelahnya mau ke kamar mandi sendiri nggak berani, cok. Wkwkwk. 

[ Ilustrasi Rumah di Tengah Hutan ]

Di buku ini sebenarnya sudah ketahuan pihak mana yang antagonis. Namun, framing-nya dibuat seolah keluarga Kuncoro (pihak yang mengirim santet Sewu Dino) yang jahat, karena di masyarakat, keluarga Atmojo lebih dikenal. Di awal sudah dijelaskan bahwa santet Sewu Dino tidak akan dilakukan oleh sembarang orang karena harus dibayar dengan nyawa seluruh keturunannya apabila gagal ditunaikan. Jadi, si Pengirim santet ini tentunya memiliki dendam yang sudah tak terkira besarnya sehingga mau melakukan santet Sewu Dino. 

Seriusan sih, praktik santet-menyantet ini sangat kejam dan ngeri banget karena bisa melenyapkan satu keluarga bahkan sampai keturunan terakhirnya! Kalau ini memang beneran kisah nyata, yah nggak menutup kemungkinan sih kalau cerita ini nyata, karena ada banyak hal-hal di dunia ini yang tidak kita tau. Wallahu alam. 

Kadang saya sempat berpikir, apa tidak bisa kita hidup berdampingan dengan damai tanpa harus ada pertumpahan darah demi kedudukan/ pandangan yang tinggi di masyarakat. Karena pihak yang kalah, keturunannya akan benar-benar habis. Merinding banget, cuy. By the way, spoiler dikit, di buku ini di beberapa bagian ada adegan gore-nya walau nggak terlalu parah. Cuman ya, bagi saya itu lumayan disturbing. 

At least, novel ini bagus. Gaya penceritaannya juga nggak kaku, mengalir sampai-sampai kayak kebawa masuk ke dalam ceritanya. Hanya saja, di beberapa part akhir, sepertinya editor-nya ada salah pengetikan nama dan bikin saya cukup bingung, wkwk. 

Saya kasih rate 8.5/10 untuk buku ini. Bukan hanya karena saya pencinta horor, tapi karena keberhasilan Simpleman menghadirkan suasana mencekam saat membaca bukunya. Ngeri abiezz. 
Next, mungkin akan lanjut baca Janur Ireng karena masih penasaran cerita dari sudut pandang keluarga Kuncoro. 

Credit Photo:
1. Personal collection & design by Me - Nira Kunea
2. Photo from Canva

Share
Tweet
Pin
Share
No komentar

KKN Desa Penari, mungkin bagi sebagian teman-teman, sudah tak asing lagi dengan judul itu. Yup, trit yang bermula dari akun SimpleMan di Twitter itu sempat booming di tahun 2019 bahkan sampai versi cetaknya diterbitkan. Dan sekarang, di tahun 2022 ini, trit tersebut sudah difilm-kan dan berhasil menarik sekitar tujuh juta penonton sejak penayangannya pertama kali pada 30 April 2022. 

Sejujurnya, saya belum membaca trit-nya di Twitter karena memang saat itu kurang tertarik walaupun saya adalah pencinta horor. Awalnya saya nggak tau kalo KKN Desa Penari ini bakal di-filmkan. Saat saya scroll Tiktok, kok beranda tiba-tiba isinya KKN semua dan heboh banget, wkwk. Karena penasaran, akhirnya ngajak doi nonton di bioskop terdekat. 

Karena sepertinya rame banget dan banyak yang pengen nonton, akhirnya kami memutuskan untuk pesan tiket secara online via M-tix. Bagi teman-teman yang malas antri dan takut nggak kebagian tiket untuk film terbaru, pesan tiket via online bisa jadi solusi, loh. Setelah checkout, nantinya akan dapat barcode yang bisa langsung di scan di mesin tiket tanpa perlu antri lagi. 

Untuk ceritanya sendiri, mungkin beberapa sudah ada yang pernah baca tritnya. Menceritakan tentang sekelompok mahasiswa yang melaksanakan KKN di sebuah desa terpencil. Saya menyebut terpencil karena akses menuju desa tersebut harus melewati hutan dan kalau digambarkan di film, listrik juga masih terbatas di sana. Sekelompok mahasiswa itu adalah Nur, Widya, Bima, Ayu, Anton dan Wahyu. 


Pas nonton itu, saya sama sekali belum baca tritnya. Dan ternyata setelah baca, ada beberapa adegan dalam trit yang nggak ada dalam film, dan ada adegan yang menurut saya beda dengan versi trit. Namun, terlepas dari itu, saya cukup menikmati filmnya, sih. Bagi yang mau nonton filmnya, disarankan untuk baca tritnya juga. 

Dari segi jalan cerita di film, cukup mudah dimengerti. Walaupun ada beberapa perpindahan adegan yang terkesan kayak lompat-lompat. Atmosfer horornya cukup terasa, jump scare-nya lumayan bikin kaget. Serta alunan musik, lagu-lagu khas sinden dan suara gamelan juga bakal bikin kamu merinding. Yang paling penting, sih, pesan moral di film ini dapet banget. Di mana bumi berpijak di situ langit dijunjung. Di mana pun kamu berada, sudah sepatutnya untuk menghormati dan mengikuti adat istiadat di tempat tersebut. 

Kalo I would say sih, saya akan kasih 7/10 untuk film ini karena kesuksesannya menghadirkan suasana horor. Namun, saya merasa ada beberapa teka-teki yang belum ada penjelasannya baik di film maupun di trit. Menurut kamu bagaimana? 

* Sumber gambar:
1. Market Bisnis
2. CNN Indonesia
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar

Ada pepatah lawas yang mengatakan tak kenal maka tak sayang. Memang iya. Sebelum berproses sayang, tentunya melewati tahapan perkenalan dahulu, kan? Asal nanti jangan ditinggal pas lagi sayang-sayangnya, ya! Xixixi. 

Baiklah, pada kesempatan kali ini, saya ingin mengenalkan aplikasi bernama Pindle. Apa itu Pindle? Pindle merupakan platform media sosial bertema global travel. Di aplikasi ini, kalian bisa menyematkan momen-momen menarik pada maps dan membagikannya dengan berbagai user di seluruh dunia! Singkatnya, aplikasi ini seperti Google Maps yang bertemu dengan Instagram. 

Pindle terbilang aplikasi baru dan belum begitu banyak dikenal oleh masyarakat luas. Rilis pada tahun 2020 dan berkantor pusat di Seoul, Korea, Pindle memiliki global team dan brand ambassador yang membantu untuk mengenalkan aplikasi ini kepada orang-orang. Alhamdulillah, saya diberi kesempatan untuk menjadi salah satu brand ambassador di aplikasi ini, hehe. 

Kilas balik sejenak ke masa saat pertama kali kenal Pindle. Waktu itu, saya lagi iseng cari info lomba foto di Instagram. Walaupun masih amatiran, tapi saya memiliki beberapa foto yang menurut saya bagus, hahaha. Setelah sekian lama scroll, akhirnya saya menemukan salah satu info mengenai event di Pindle bertajuk Pindlegem. Even ini mewajibkan pesertanya untuk download aplikasi Pindle. Waktu itu, hadiahnya lumayan banget sekitar USD 5.000 dengan lima tema pilihan (food, culture, nature, leisure & pet). 

Jiwa isengku kembali meronta-ronta dan berakhir dengan download aplikasi Pindle. Kemudian posting beberapa foto yang menurut saya itu adalah jepretan paling spektakuler, wkwk. Pas awal posting, saya langsung disambut dengan baik oleh beberapa global team dan brand ambassador. Kak Dhana (Indonesia), Om Facu (Argentina), Om Benson (Filipina), Joelclavio (tidak tahu dari mana, tapi kayaknya antara Hongkong atau Filipina, wkwk) dan Himalayandrives (nggak tahu nama aslinya, dari India). 

Di sana like dan komen tidak terlalu pengaruh. Semakin banyak posting, semakin akurat lokasi yang di tag, semakin informatif caption yang dibuat, maka kesempatan untuk menang akan semakin besar. Nah, waktu itu saya nggak menang, xixixi. Karena memang kontesnya itu global dan diikuti oleh user dari berbagai belahan dunia. Saingannya berat, Boss! 

Setelah even selesai dan nggak menang, suatu hari saya melihat di profil saya ada keterangan 250 gems. Saya kepo, dong. Nih apa, nih? Terus saya pencet-pencet, ternyata gems itu bisa dituker dengan berbagai hadiah menarik! Bisa dituker dollar, saldo google play, ada hape, kamera dan beberapa merchandise lainnya. Wah, makin kepo, nih! Lalu saya browsing kembali, cari tahu gimana caranya dapet gems. 


Salah satu caranya adalah dengan menjadi brand ambassador. Setiap foto yang diposting oleh BA akan mendapatkan 50 gems. Di official web milik Pindle di www.pindle.io ada menu untuk apply jadi BA. Jelas saya mencobanya walau tidak mendapatkan feedback dari tim Pindle, wkwk. Lalu, gimana caranya kamu bisa jadi BA sekarang? Waktu itu ketemu salah satu BA di Instagram, namanya Kak Rose. Beliau inbox saya dan bantu merekomendasikan saya untuk jadi BA ke tim Pindle Korea. 

Alhamdulillah akhirnya lolos verifikasi dan bisa masuk jadi BA batch 1. Sekarang giliran saya untuk mengenalkan Pindle ke teman-teman sekalian! Apa aja, sih yang bisa kamu dapatkan dari main Pindle ini? 

1. Atmosfer di Pindle itu positif banget, guys. Di sana nggak ada akun-akun julid atau nyinyir yang biasa bertebaran di platform lain. Mau pemula atau senior, di Pindle semuanya saling support dan selalu meninggalkan komentar positif di postingan orang lain. 
2. Aplikasi yang tepat untuk para fotografer dan traveler. Di sini banyak banget foto-foto bagus dengan tag lokasi yang akurat yang akan memudahkan traveler menemukan lokasi wisata selanjutnya. Jujur saja, saya juga jadi lebih mudah menemukan tempat wisata di sekitar saya tinggal dan bahkan menemukan hidden gems. 
3. Di Pindle ada fitur pin yang membuat kamu bisa menyimpan foto yang menurutmu menarik dan suatu saat ingin mengunjunginya. Tidak perlu searching lagi, kamu tinggal buka tab pins dan foto dengan lokasi yang ingin kamu kunjungi akan muncul. 
4. Bisa berkawan dengan bule-bule kece. Di sini bulenya ramah-ramah dan nggak sombong, loh. Siapa tau bisa kenalan dan jalan-jalan bareng. Kalo hoki bisa aja nemu jodoh, WKWKWK.
5. Pindle sering sekali mengadakan kontes foto, lokal maupun global dengan hadiah berupa gems atau dollar. Jadi, bagi kalian yang suka nyari-nyari info lomba foto, Pindle merupakan aplikasi yang cukup worth it untuk dicoba.  
6. Bagi saya pribadi, Pindle merupakan aplikasi yang bisa jadi sarana untuk back up foto-foto sekaligus belajar bikin photo book. Rencananya nanti kalau sudah banyak, akan saya kumpulkan jadi satu kemudian dicetak menggunakan hard cover dan isinya menggunakan art paper seperti majalah-majalah, xixixi.  
7. Adanya fitur gems yang bisa ditukar dengan berbagai hadiah menarik. 

Lalu, gimana caranya dapat gems, Kak? Kasih tau, dong! 
Ada beberapa cara untuk mendapatkan gems. Di antaranya: 

1. Menang kontes di Pindle. Tim Pindle nggak pelit gems, guys. Selain juara utama, biasanya akan ada juara favorit yang akan mendapatkan gems nggak kalah banyak. 
2. Diberi oleh user lain. Nah, saya kasih bocoran. Global Tim Pindle (detailnya bisa kalian cek di Global Tim Pindle) biasanya suka ngasih gems ke user-user baru dengan foto-foto menarik dan caption informatif. 
3. Menjadi BA Pindle. Setiap foto yang diposting oleh BA Pindle, akan mendapatkan 50 gems per postingan. 


Oke, kelebihan main Pindle udah, cara dapet gems udah. Bahasan selanjutnya adalah, gimana caranya agar bisa jadi brand ambassador dari aplikasi ini? Apa saja syarat, tugas dan keuntungannya?

Syarat ambassador Pindle Indonesia:
1. Mengajak 3 user baru untuk install dan posting foto di aplikasi Pindle (user baru yang diajak dan calon ambassador harus saling follow, user baru minimal memiliki 1 buah postingan). Mekanisme pelaporan adalah dengan mengirimkan bukti screenshot user baru yang diajak kepada admin Pindle. 
2. Memiliki konten postingan Pindle yang menarik (caption yang informatif dan tag lokasi yang akurat). 
3. Memiliki rasa untuk meng-influencer orang lain (keluarga, teman, komunitas calon BA) untuk menjadi user baru di aplikasi Pindle. 

Kewajiban ambassador agar status ambassador tetap aktif:
1. Mengajak minimum 3 teman untuk bergabung di Pindle setiap bulan agar status Ambassador tetap aktif. 
2. Minimal 1 kali dalam sebulan membantu membagikan Pindle bersama komunitas Ambassador melalui IG story dengan mention tag instagram kami @pindle.indonesia atau promosi Pindle Indonesia melalui platform lain (video, foto, dll). 
3. Terus memposting konten yang luar biasa (dengan penandaan/ teks lokasi yang akurat). Libatkan pengguna lain di komunitas lain (melalui suka dan komentar). 
4. Dilarang memposting foto yang sama (jika memiliki foto yang sama dengan berbeda pose, bisa dilakukan dengan memposting secara random, bukan sejajar atau segaris). 
5. Kami ingin Anda terus mengembangkan komunitas lokal Anda dengan berbagi Pindle dengan teman atau keluarga Anda!
6. Anda dapat meninggalkan ulasan di playstore/ appstore kami, kami juga akan sangat menghargainya. 

Manfaat ambassador:
1. Dapatkan 50 gems Pindle per postingan yang anda buat!
2. Postingan Ambassador ditampilkan di menu Discover di aplikasi Pindle.
3. Anda juga akan menerima undangan eksklusif untuk acara mendatang.
4. Hadiah yang menarik di masa mendatang!

Untuk menjadi Ambassador, kalian bisa langsung daftar manual melalui Become Pindle Ambassador atau kalian bisa juga inbox langsung ke akun sosial media saya untuk informasi selengkapnya. 

Oke, guys. Itu tadi adalah info-info mengenai aplikasi Pindle. 
Jadi, kapan nih mau coba? See you on Pindle, ya! 


---
Credit Photo : Personal Collection & Design by Me (Nira Kunea)


Share
Tweet
Pin
Share
6 komentar

Sore-sore saat weekend enaknya memang jalan-jalan sambil kulineran. Pada hari Sabtu kemarin, saya dan doi berencana untuk makan shabu-shabu di Sogogi Tebet. Naik kereta dari stasiun Grogol setelah Ashar, sampai di Tebet sudah hampir jam lima sore. Sogogi Tebet letaknya nggak begitu jauh dari stasiun, mungkin sekitar sepuluh menit jalan kaki. 

Namun, sesampainya di sana, ternyata order dine in sudah ditutup dengan waiting list tiga puluh orang. Well, karena awalnya tidak menyangka resto akan sepenuh ini, akhirnya kami pasrah wkwk. Kami pun berjalan-jalan di sekitar sana menikmati sore sambil mencari resto lain. Memang, selain Sogogi, banyak juga tempat makan yang berada di kawasan ini. 

Sudah beberapa lama berjalan, kami belum menemukan resto yang cocok. Sebenernya pengen banget makan shabu. Ada sih, resto shabu lain, tapi waiting list juga. Udah males nunggu, udah keburu laper, akhirnya kami memutuskan belok ke salah satu ruko kecil di perempatan jalan. Yup, kami masuk ke Marugame Kitchen. 

[ Foto 1. Menu. Kalau mau lihat menu, bisa scan gambar ini, ya! ]

Marugame Kitchen tepatnya terletak di Ruko Tebet Raya, Jl. Tebet Raya No. 66, Tebet Timur Kec. Tebet, Kota Jakarta Selatan. Di lantai satu merupakan dapur dan tempat order. Saat itu kami memesan Beef Curry Rice dan Chicken Katsu Rice. Untuk tempura, kami memesan Kakiage, Beef Sausage Tempura, Ebi Tempura dan Gyoza. Serta untuk minumnya, dua Ice Lemon Tea. Setelah order dan bayar, kami diarahkan ke lantai dua. 

Suasananya enak dan tempatnya bersih. Desain interiornya bagus dan fotoable walau agak sempit. Tapi, sayangnya walau sudah ada AC menyala, hawanya agak gerah. But not bad-lah ya. Saat itu pegawai yang bertugas ramah-ramah, kok. Walau penyajiannya agak lama. Tapi, jadi ada waktu untuk ambil beberapa foto, hehe. 

 
[ Foto 2. Kakiage, Foto 3. Interior Design, Foto 4. Katsu Curry Rice ]

Rasa makanan yang disajikan cukup enak. Bumbu karinya enak. Hanya saja kurang pedas walau sudah dikasih potongan cabai. Sempat nyendok beef curry punya doi dan rasanya juga lumayan, daging sapinya lembut. Untuk tempuranya, khas jajanan Jepang banget. Saya paling suka Beef Sausage Tempura. Kenyalnya sosis berpadu dengan krispinya tepung ... hmm, yummy! Namun, sayangnya di sini tidak menyediakan saus. Coba ada saus, pasti lebih enak T_T

Oh ya, di sini ada mushola kecilnya juga loh yang terletak di lantai 3. Tempatnya bersih juga dan sudah disediakan peralatan sholat berupa sajadah dan mukena untuk wanita. 

Bagi kalian yang ingin bersantai sore-sore sambil makan tempura atau nyobain udon khas Jepang, datang saja ke Marugame Kitchen! Mungkin di lain hari ingin datang lagi untuk nyobain udon-nya, hehe. []

Photo : Personal Collection by Me (Nira Kunea)


 
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Newer Posts
Older Posts

ABOUT ME

About Me
Films maniac who loves smell of lemons and earth after the rain. Read horror stories and do lettering.

Popular Post

  • Resep-resep Unik in Game LifeAfter
    Udah pada tau game LifeAfter belom? Yup, di postingan sebelumnya, saya udah menceritakan tentang beberapa keunikan dan apa saja yang b...
  • Confessions, Kegilaan di Setiap Pengakuan
    Judul : Confessions Judul asli : Kokuhaku Penulis : Minato Kanae Penerjemah : Clara Canceriana, Andry Setiawan Cetakan Pertama : ...
  • 10 Lagu Lawas Ini Dijamin Bikin Kamu Merasa Balik ke Masa Lalu!
    Yuhuuu, karena bosan sama playlist yang itu-itu mulu, saya akhirnya mencoba untuk mencari-cari lagu-lagu lama. Lagu saat SD, SMP, poko...
  • Catatan Liburan di Taman Safari, Bogor
    Pokoknya, jalan-jalan emang nggak ada matinya. Seperti yang saya alami bersama dengan rekan-rekan kerja satu tim, akhir April lalu. Kam...
  • It's Not Just A Hobby, It's Life!
    Sampai sekarang, bahkan ketika saya merasa ada hobi-hobi lain yang lebih nge-hits dan kekinian, seperti traveling, kuliner, d...

Categories

Books Budaya Festival Film Foods Game Giveaway Hobby Indonesian Book Indonesian Film Jakarta Jejepangan K-Drama Kuliner Music Notes Novel One Ok Rock Place To Eat Review Romance Teenlit Tips & Tricks Travel True Story Visual Kei What to Eat Wisata Wonogiri Writing

Recent Post

    Blog Archive

    • ►  2025 (4)
      • June 2025 (1)
      • May 2025 (1)
      • April 2025 (1)
      • March 2025 (1)
    • ►  2024 (5)
      • November 2024 (1)
      • September 2024 (2)
      • March 2024 (1)
      • January 2024 (1)
    • ►  2023 (9)
      • October 2023 (1)
      • September 2023 (2)
      • August 2023 (1)
      • June 2023 (1)
      • May 2023 (1)
      • March 2023 (1)
      • February 2023 (1)
      • January 2023 (1)
    • ▼  2022 (9)
      • November 2022 (1)
      • October 2022 (1)
      • September 2022 (1)
      • August 2022 (1)
      • July 2022 (1)
      • June 2022 (1)
      • May 2022 (1)
      • March 2022 (1)
      • January 2022 (1)
    • ►  2021 (6)
      • November 2021 (1)
      • October 2021 (1)
      • September 2021 (1)
      • July 2021 (1)
      • April 2021 (1)
      • February 2021 (1)
    • ►  2020 (5)
      • December 2020 (1)
      • October 2020 (1)
      • June 2020 (1)
      • April 2020 (1)
      • February 2020 (1)
    • ►  2019 (7)
      • December 2019 (1)
      • October 2019 (1)
      • September 2019 (1)
      • August 2019 (1)
      • June 2019 (1)
      • March 2019 (1)
      • January 2019 (1)
    • ►  2018 (4)
      • September 2018 (1)
      • April 2018 (1)
      • February 2018 (1)
      • January 2018 (1)
    • ►  2017 (10)
      • December 2017 (1)
      • November 2017 (1)
      • October 2017 (1)
      • September 2017 (1)
      • August 2017 (2)
      • July 2017 (1)
      • May 2017 (1)
      • March 2017 (1)
      • February 2017 (1)
    • ►  2016 (14)
      • December 2016 (1)
      • November 2016 (2)
      • October 2016 (2)
      • August 2016 (2)
      • July 2016 (1)
      • June 2016 (1)
      • May 2016 (1)
      • April 2016 (2)
      • March 2016 (2)

    Follow My Blog

    Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates