Review Misteri Bilik Korek Api (Grasindo, 2017)
Misteri Bilik Korek Api, merupakan salah satu novel horor karya Ruwi Meita. Setelah baca Carmine (Noura Books, 2018) dan cerpennya di buku Anjana (Moka Media, 2019) serta di buku Friend (AT Press, 2021) sepertinya saya mulai tertarik membaca karya-karya Mbak Ruwi Meita yang lain. Tak lain dan tak bukan adalah, karena karya-karya beliau, kebanyakan ber-genre horror dan thriller. Ahh, kedua genre itu merupakan genre yang paling saya cari, wkwk.
Judul: Misteri Bilik Korek Api
Penulis: Ruwi Meita
Penerbit:Grasindo
Cetakan Pertama: 2017
Tebal: 238 hlm.
Sejak bayi, Sunday tinggal di panti asuhan sehingga dia sama sekali buta dengan Ambon, daerah asalnya. Sampai Emola datang, lalu mengingatkan Sunday dengan asal-usulnya yang samar.
Suatu hari, mereka menemukan bilik penuh tempelan korek api saat pindah di panti asuhan yang baru. Sejak saat itu, kecelakaan demi kecelakaan menimpa teman-teman sekamar Sunday. Sunday mencurigai Emola berkaitan dengan semua kesialan yang terjadi, Bagaimana tidak? Emola memiliki kepribadian yang misterius, minim bicara dan hanya mendendangkan lagu daerah asalnya sambil menggenggam bandul kalung yang dibungkus kain putih.
Satu biji ketumbar, dua biji gardamu,Siapa yang pegang batu, dia jadi semutCabu ruku rukukuCabu ruku rukuku
Lalu, siapa giliran berikutnya yang bakal celaka?
Dia?
Mereka?
Kamu?
Sunday, bersama dengan keempat temannya, Linda, Cika, Berli dan Kiki akan pindah ke panti asuhan baru yang berlokasi di Yogyakarta. Sebelumnya, mereka tinggal di panti asuhan di daerah Klaten. Di tempat yang baru nanti lebih dekat dengan gedung TK dan SD milik yayasan. Sehingga, anak-anak yang berusia di bawah 13 tahun, akan dibawa pindah ke tempat yang baru. Sementara anak-anak yang jauh lebih besar tetap tinggal di panti asuhan lama.
Namun, bagi Sunday adalah pengecualian. Walaupun dia sudah SMA, dia ikut pindah karena kemampuannya mengurus anak-anak lain. Kepindahan tersebut juga memudahkan Sunday untuk bersekolah. Sebelum pindah, Sunday harus bolak-balik Klaten-Yogya karena sekolahnya berada di Yogya.
Selain Sunday, ada Emola, anak yang baru dua minggu masuk ke panti asuhan. Emola sudah 14 tahun, tapi ikut pindah karena menurut Bu Kristin (pengurus yayasan), Emola butuh tempat yang cocok untuk menyembuhkan traumanya.
Kepribadian Emola memang sangat misterius. Dia jarang sekali bicara dengan teman-temannya. Bahkan, ketika ditanya, dia hanya diam saja sambil memegang bandul kalungnya yang dibungkus oleh kain putih.
Sifat teman-teman Sunday memang beragam. Ada yang usil, ada yang tidak bisa diam, ada yang judes, wkwk. Ada yang kalem juga, sih. Namanya juga anak-anak. Ketika mereka pindah ke kamar yang baru, mereka menemukan sebuah bilik rahasia yang penuh dengan tempelan korek api. Korek api itu masih bagus dan bisa digunakan. Namun, setelah penemuan bilik rahasia itu, kecelakaan-kecelakaan misterius pun menimpa teman-teman Sunday. Awalnya, Sunday mengira, hal itu ada hubungannya dengan Emola. Tapi, ternyata perkiraannya salah.
Dari sinilah, perjalanan Sunday mengungkap rahasia bilik itu pun dimulai. Sunday, bersama teman SMA-nya, Nugi, bekerja sama untuk menemukan jawaban atas semua kecelakaan yang terjadi.
Novel ini, jujur saja membuat saya nostalgia ke masa kecil. Saat membahas bungkus korek api, saya jadi ingat dulu banget suka banget mainan korek api. The Palmtree adalah nama korek tersebut. Di bagian depan ada gambar seorang laki-laki berkulit hitam, memikul gentong sambil membawa arit, sedangkan background-nya adalah pepohonan palem. "Safety Match" adalah kata yang sering saya baca-baca waktu itu, dulu mah saya nggak tahu artinya, hihihi. Ciri khas lain adalah bungkus bagian belakangnya yang berwarna kuning dengan bulatan-bulatan seperti koin. Dan tulisan yang bisa saya baca hanyalah Jonkopings, wkwk.
Ada dua point of view yang disajikan oleh Mbak Ruwi Meita. Yaitu POV Sunday dan POV Emola. Jadi, di sini kita seperti diajak berpikir dan merasa oleh dua tokoh yang berbeda. Pengembangan karakternya bagus. Saya bisa benar-benar merasa kesal pada satu tokoh. Hanya saja, kesan horor di buku ini menurut saya agak kurang. Namun, plot twist-nya benar-benar dapat. Saya dibuat kecele karena ternyata pelakunya bukan seperti yang saya pikirkan.
Rating: 7/10.
Credit Photo:
1. Personal collection & design by Me - Nira Kunea
1. Personal collection & design by Me - Nira Kunea
2. Pict. 2 - Facebook Maiyahngawi
0 komentar