3 Soundtrack Anime Paling Keren Sepanjang Masa!
Well, setelah di postingan sebelumnya membahas tentang lagu-lagu
Jepang yang paling oke [menurut saya], kali ini saya akan share beberapa
soundtrack anime yang juga paling keren menurut saya. Hahaha #ribetbangetsih
Kenapa hanya 3? Beda dengan alasan postingan pertama yang emang
dasar males ngetik [?] kali ini saya punya alasan cukup logis mengapa saya
hanya memilih 3 lagu dari sekian banyak soundtrack anime yang [pastinya] jumlahnya bejibun
[ceilehhh….]
Memang, sesungguhnya, ada begitu banyak anime dengan soundtrack
yang bagus. Tak bisa dipungkiri, kalau soundtrack juga berperan penting untuk membuat feel dalam anime itu terasa lebih hidup. Namun, yang
ngena dan nggak pernah bosen saya dengerin baru 3 [limit banget, sih]. Karena
ketiga lagu tersebut benar-benar istimewa buat saya.
Penasaran? Yuk, cek di bawah!
Oleh karena itu, Bios menjadi lagu Jerman pertama yang saya
dengerin. Dan bagusnya lagi, saya langsung kesengsem. Suaranya Mbak Mika, asli,
merdu. Pake banget. Pronunciation nya juga unik, seneng ngedengerinnya.
Selain musiknya yang cocok didengerin saat down, Om Akeboshi telah
sukses membuat saya terpana dengan liriknya yang asli, dalem banget. Dalem
sedalem-dalemnya. Tapi nggak bikin jatuh ke dalam lautan luka dalam loh, ya
[eh?].
3. TK From Ling Toshite Sigure – Unravel [OST Tokyo Ghoul]
Beberapa waktu lalu [beberapa waktu lalunya saya bisa sampai satu
tahun ke belakang, loh, wkwk] saya mengunggah sebuah foto bareng salah satu
Cosplay di acara Jak-Japan Matsuri. Saya sebenernya nggak tau dia cosplay char
siapa, yang penting foto aja, wkwk. Eh, ada seorang teman yang berkomentar
bahwa char tersebut merupakan char favoritnya.
Iseng-iseng saya nanya, itu siapa [koplak banget, kan, haha] dia
jawab Ken Kaneki di anime Tokyo Ghoul. Abis dia bilang begitu, saya langsung
ngubek-ubek web biasa tempat download anime. Akhirnya nemu juga judul anime
yang tadi dia sebutkan.
Oke. Download episode pertama. Dan langsung ditonton malemnya.
Lalu jatuh cinta sama tokoh dan alurnya sih, pastinya. Tapi, yang paling
menarik bagi saya adalah soundtrack-nya yang
entah mengapa, langsung terngiang-ngiang di otak saya.
Pas pertama denger, kirain yang nyanyi cewek. Asli, suaranya bagus
dan indah banget. Nyanyinya bener-bener penuh penghayatan dan kayak langsung
dari hati. Ngedengerin suaranya [apalagi di bagian reffrain] yang penuh emosi,
jadi kebawa suasana, kayak ikut merasakan sakitnya jadi Kaneki.
Walaupun begitu, musiknya nggak melow. Malah terkesan hard.
Raungan gitar di sana-sini, ketukan drum bertempo cepat, cabikan bass-nya yang
luar biasa dan ada satu bagian dimana TK nyecream. Beberapa part dimana ada
suara piano dan gesekan biola, semakin memperindah lagu ini. Bener-bener
komposisi yang cerdas.
Secara keseluruhan, Unravel benar-benar mewakili isi dari anime
Tokyo Ghoul. Bener-bener mewakili apa yang dirasakan oleh si tokoh utama. Salah
satu yang paling kentara ada pada liriknya yang ini :
Oshiete yo oshiete yo, sono shikumi wo [katakan padaku katakan
padaku, bagaimana kerjanya]
Boku no naka ni, dare ga iru no [siapa sebenarnya yang ada dalam
diriku?]
Pas banget sama Kaneki yang berubah jadi setengah ghoul karena
organ dalamnya diganti sama organ dalam milik Rize [yang merupakan ghoul
murni].
2. Mika Kobayashi – Bios [OST Guilty Crown]
Oke, sebelum ngebahas soundtrack, izinkan saya memberi komentar
untuk anime meccha yang satu ini. Just two words. Keren banget. Yaa, walaupun
akhirnya nggak begitu happy ending [Shu buta, Inori sama Gai mati] tapi masih
ada teman-teman yang setia menemani Shu.
Well, first time denger
lagu Bios yang jadi back sound di salah satu adegan Shu ngeluarin void [entah
void siapa, ane lupa, wkwk] saya ngira Mbak Mika nyanyi lagu Jepang. Tapi,
makin lama didengerin, kok semakin nggak mirip bahasa Jepang yah? Hahaha. Pas googling
di web, ternyata itu adalah bahasa Jerman pemirsah. Pantesan aja.
[ Guilty Crown ] |
Musiknya juga megah. Kental dengan nuansa orkestra. Petikan bass
dan gebukan drum-nya mantap. Pokoknya, epic banget, deh! Cocok kalo sama
genre-nya Guilty Crown mah.
Yang paling saya suka adalah ketika Mbak Mika nyanyiin bagian ini
:
Erinnerst du dich noch?
Errinest du dich noch, an dein wort das du mir gegeben hast?
Erinnerst du dich noch?
Errinest du dich noch, an den tag an dem du mir?
[Do you still remember?]
[Do you still remember your word that you gave to me?]
[Do you still remember the day when you?]
Kesan epic-nya berasa banget. Nggak bosen dengerin nih lagu
walaupun sehari bisa diputer sampe puluhan kali. Hahaha. Pokoknya, daripada
cuma baca artikel ini dan penasaran sama lagunya, mending langsung googling
atau cek di Youtube.
Satu lagi, buat yang belum nonton Guilty Crown, anime ini highly
recommended! Nggak bakal nyesel nonton, kecuali kalo kamu adalah pencinta anime
happy ending. Wkwkwk.
1. Akeboshi – Wind [OST Naruto]
Nah, ini dia soundtrack paling memorable yang pernah saya denger.
Pokoknya, kalau dengerin lagu ini, saya merasa seperti terlempar ke masa lalu.
Ke masa saat saya masih bocah dan selalu nungguin anime ini [waktu itu, anime
ini tayang sekitar jam 5 sore]. Yap, Wind adalah lagu ending Naruto pertama dan
berhasil memukau saya [yang notabene waktu itu, masih, bocah banget!!]
[ Naruto ] |
Sekarang, sebagai persembahan untuk Om Akeboshi yang telah
menciptakan lagu sekeren Wind, saya menerjemahkan salah satu balada terbaiknya
[ya, walaupun masih agak berantakan, sih, hahaha]
Akeboshi – Wind
Cultivate your hunger before you idealize
[tanam rasa laparmu,
sebelum kau ideal]
Motivate your anger to make them all realize
[dorong amarahmu
untuk membuat mereka sadar]
Climbing the mountain, never coming down
[mendaki gunung, jangan
pernah turun]
Break into the contents, never falling down
[membongkar isi,
jangan pernah jatuh]
My knee is still shaking, like I was twelve
[lututku masih
gemetar, seperti ketika berusia dua belas tahun]
Sneakin’ out the classroom, by the back door
[was-was keluar
kelas, lewat pintu belakang]
A man railed at me twice, but I didn’t care
[seseorang
menghalangiku dua kali, tapi aku tak peduli]
Waiting is wasting for people like me
[menunggu adalah sia-sia, untuk
orang-orang sepertiku]
[jangan mencoba untuk hidup bijaksana]
Don’t cry cause you’re so right
[jangan menangis, karena kau
benar]
Don’t dry with fakes or fears cause you will hate yourself in the
end
[jangan bosan dengan kepalsuan atau ketakutan, karena pada akhirnya, kau
akan membenci dirimu sendiri]
[kau bilang, mimpi adalah mimpi]
I ain’t gonna play the fool, anymore
[aku tidak akan bermain
dengan kebodohan lagi]
You say cause I still got my soul
[kau bilang, karena aku masih
memiliki jiwaku]
Take your time baby your blood needs slowing down
[luangkan
waktumu, sayang darahmu perlu ditenangkan]
Breach your soul to reach yourself before you gloom
[tembus jiwamu
untuk meraih dirimu sebelum kau kelam]
Reflection of fear make shadow of nothing
[refleksi dari
ketakutan, membuat bayangan kehampaan]
You still are blind if you see winding road
[kau masih buta, jika kau
melihat jalanan berliku]
Cause there is always a straight way to the point you see
[karena
selalu ada jalan lurus ke ujung yang kau lihat]
Don’t try to live so wise
[jangan mencoba untuk hidup bijaksana]
Don’t cry cause you’re so right
[jangan menangis, karena kau
benar]
Don’t dry with fakes or fears cause you will hate yourself in the
end
[jangan bosan dengan kepalsuan atau ketakutan, karena pada akhirnya, kau
akan membenci dirimu sendiri]
Credit Photo : Google
0 komentar