[ Review Film ] Pamali: Dusun Pocong (2023)
Kayaknya bulan Oktober ini memang lagi hype banget film horor ya, guys. Banyak film horor yang rilis di bioskop. Sebut saja di antaranya Di Ambang Kematian, Bangku Kosong: Ujian Terakhir, Janin Iblis Neraka, Indigo, Pamali: Dusun Pocong dan The Exorcist. Mengikuti hype tersebut, akhirnya saya dan doi memutuskan untuk menonton salah satu film tersebut di akhir pekan. Yup, pilihan kami akhirnya jatuh kepada Pamali: Dusun Pocong. Berikut detail filmnya :
Jenis Film: Horror
Produser: Andi Suryanto, Marcella Daryanani, Willy Suryanto
Sutradara: Bobby Prasetyo
Penulis: Evelyn Afnilia
Produksi: LYTO Pictures
Casts: Fajar Nugra, Yasamin Jasem, Dea Panendra, Bukie B. Mansyur, Arla Ailani, Anantya Kirana
Produser: Andi Suryanto, Marcella Daryanani, Willy Suryanto
Sutradara: Bobby Prasetyo
Penulis: Evelyn Afnilia
Produksi: LYTO Pictures
Casts: Fajar Nugra, Yasamin Jasem, Dea Panendra, Bukie B. Mansyur, Arla Ailani, Anantya Kirana
Durasi Film: 99 menit
Film ini menceritakan tentang tiga orang petugas medis (Gendis, Puput dan Mila) dan dua orang penggali kubur (Deden dan Cecep) yang ditugaskan untuk membantu sebuah dusun terpencil yang terkena wabah penyakit. Wabah tersebut berupa penyakit kulit yang menular apabila bersentuhan dengan penderitanya. Setiap hari, banyak warga yang jatuh sakit dan bahkan ada korban meninggal yang sudah beberapa hari belum dikuburkan karena keterbatasan SDM.
Selain wabah penyakit dan banyaknya korban yang berjatuhan, sejak kedatangan mereka ke dusun tersebut, mereka menyadari bahwa ada sosok lain yang menghantui mereka, yaitu pocong. Awalnya mereka berpikir bahwa pocong tersebut sudah ada sebelum mereka datang, namun ternyata mereka salah. Kemunculan pocong tersebut dikarenakan ada salah satu dari mereka yang melanggar pantangan/ pamali desa tersebut.
Setiap dusun memiliki adat istiadatnya masing-masing. Begitupun dengan dusun tersebut. Ternyata pantangan/ pamali di dusun itu sedikit berbeda atau bahkan bertentangan dengan pamali pada umumnya. Hal itulah yang menyebabkan kelima orang tersebut tidak sadar bahwa telah melanggar pantangan dan menyebabkan munculnya pocong-pocong gentayangan.
Ini jumpscare-nya gila banget, sih. Awalnya saya mikir ini film nggak ada serem-seremnya sama sekali. Tapi, setelah mereka sampai di dusun itu, wah. Atmosfer horornya langsung kerasa. Ini vibes-nya mirip-mirip sama KKN Desa Penari, tapi asli, film ini menurut saya jauh lebih serem. Akses menuju dusun tersebut harus menyeberang (entah laut entah danau) yang lumayan luas, jadi kebayang kan betapa terisolir lokasinya. Walaupun listrik sudah masuk ke dusun itu, tapi tetep aja horor. Rumahnya tipe-tipe jaman dulu yang masih terbuat dari kayu dan masih banyak hutan-hutan di sekitarnya.
Peran Fajar Nugra sebagai Cecep (yang dulu juga main di film KKN Desa Penari) sedikit menghibur penonton dengan tingkahnya yang kocak. Ya, walaupun dominan seremnya, tapi ada selingan lucu-lucunya dikitlah, wkwk.
Minusnya, sampai film berakhir, tidak ada penjelasan mengenai asal-usul wabah tersebut. Mungkin bakal ada sequel? Terus, ada beberapa shoot pengambilan film yang agak goyang-goyang sampe bikin saya yang memiliki mata minus ini agak pusing T_T Kemudian, ada beberapa part yang ngeselin, tapi it's okay, bukan film horor namanya kalo nggak bikin penonton geregetan, haha.
Overall, film ini bagus dan serem. Ada salah satu adegan yang bikin saya ikutan teriak bareng sama tokoh saking kagetnya. Jumpscare-nya saya acungi jempol, sih. Gokil. Namun, karena ceritanya tentang wabah penyakit, mungkin ada adegan yang agak disgusting. Buat orang yang agak jijik sama hal-hal kayak gitu, sebaiknya jangan bawa makanan ke dalam, karena pasti nggak akan nafsu makan, wkwk.
Rate: 8/10.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Credit Photo : IMDB
0 komentar